TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Empat jenis makanan khas Lamongan cukup mengemuka dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Keberadaannya tentu dibawa oleh warga Lamongan yang merantau dan membuka usaha warung merata di pelosok tanah air.
Ada soto Lamongan, tahu campur, tahu tek atau bahkan yang tak tertandingi adalalah sego boran.
Sampai detik ini, empat makanan khas Lamongan memang masih bertrade merek Lamongan. Istilah lain, luar daerah tidak ada yang berani mengklaimnya.
Meski kenyataannya empat kuliner khas yang sudah hampir merambah semua daerah di Indonesia ini ternyata belum memiliki hak paten sebagai produk unggulan Lamongan. Menjaga kemungkinan terjelek, produk kuliner rawan untuk diklaim daerah lain.
Baca: Marah Dianggap Bohong Perihal Video, Lucinta Luna Bocorkan Kebiasaan Mike Lewis Terkait Para Wanita
Bukan suatu yang berlebihan, ternyata Lamongan sedsng memproses untuk mendaftarkan dan mendaparkan hak paten dari sebagian kuliner asal Lamongan ini.
"Sudah dalam proses untuk mendaftarkan beberapa kuliner khas Lamongan ke Depkumham setelah berkonsultasi pemprov Jatim," ungkap Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Muhammad Zamroni kepada tribunjatim.com Minggu (11/3/2018).
Selain lebih memantapkan makanan khas Lamongan, juga meyakinkan kepada para penggemar kuliner dalam negeri maupun ks manca negara.
Menjaga kemungkinan agar tidak diklaim oleh daerah atau bahkan negara lain. Kuliner khas Lamongan yang saat ini sedang dalam proses untuk mendapatkan hak paten tersebut diantaranya adalah nasi boran, soto Lamongan, tahu campur dan juga kue Wingko Babat.
Baca: Ingat Paman Legendaris Boboho? Lama Tak Muncul Kabar, Jangan Kaget Lihat Kondisinya Sekarang, Sedih
Menurut Zamroni, kuliner dan masakan yang sedang dalam proses untuk dipatenkan itu memang sudah dikenal luas dan sudah menjadi ikon Lamongan.
Ide mempatenkan produk kuliner Lamongan ini muncul, menurut Zamroni, agar semakin mengukuhkan kuliner khas Lamongan ini menjadi produk andalan Lamongan.
Kuliner khas ini sudah didaftarkan dan diajukan ke Dinas Perindustrian Jatim untuk kemudian diteruskan ke Depkumham.
Proses pendaftaran produk kuliner ini untuk mendapatkan hak paten dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Karena ada proses yang wajib, yakni adanya waktu sanggah, apakah produk semacam ini ada yang sama dengan produk dari daerah lain atau tidak.
Waktu sanggah ini dibutuhkan, apakah ada daerah lain yang memiliki kuliner atau produk yang sama dengan produk yang daftarkan Lamongan.
Namun Zamroni meyakini kalau setiap produk yang didaftarkan ini memiliki kekhasan tersendiri.
"Seperti nasi boran, hanya Lamongan yang punya. Kekhasannya
Baca: Jalan Poros Strategis Dua Kecamatan di Lamongan Tergenang, Akibatnya ini. . .
soal bumbu dan ikan yang disajikan," katanya.
Demikian juga dengan soto Lamongan, memiliki kekhasan tersendiri dibanding soto dari daerah lain, terletak pada bumbu koya-nya. Termasuk tahu campur.
Wingko Babat, memiliki kekhasan dalam hal rasa jika dibandingkan dengan Wingko buatan daerah lainnya. Itu tentu terletak pada paduan bumbunya.
Nasi Boran adalah nasi khas Lamongan dan hanya bisa ditemui di Lamongan dengan lebih dari 200 pedagang nasi boran.
Nasi boran adalah nasi dengan bumbu khas dari Lamongan yang mirip dengan bumbu cabai dan kelapa. Kekhasan lain dari nasi boran adalah lauknya, yaitu ikan sili.
Nasi boran bisa dengan mudah ditemui di setiap sudut kota Lamongan setiap saat.
Secara turun temurun membuat dan menjajakan nasi boranan dan dalam pemasarannya lebih banyak memilih di pinggir jalan secara lesehan.
Nasi Boran sebenarnya juga sering menjadi pilihan saat disuguhkan kepada para tamu yang berkunjung ke Lamongan bertempat di guest house.
Baca: Rudy Hartono Dikabarkan Meninggal, Jurnalis Ini Ungkap Kondisi Pebulu Tangkis Legendaris Sekarang
Zamroni menambahkan, masakan nasi boran ini hanya bisa ditemui di Lamongan dan belum ada yang menjualnya di luar kota Lamongan.
Karena kekhasannya ini, maka nasi boran ini seharusnya untuk mendapatkan hak paten sebagai salah satu ikon kota Lamongan.
Nasi boran ini menjadi kuliner khas unggulan Lamongan. Sejajar dengan soto Lamongan.(Surya/Hanif Manshuri)
Baca tanpa iklan