TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Jika jalan-jalan ke Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang saat musim durian seperti sekarang ini, selain durian yang bisa kita nikmati, kita juga akan mendapat suguhan lain. Yaitu Kolak Durian Wonosalam.
Penganan khas musim durian ini merupakan ‘perkawinan’ antara kolak dengan buah durian yang akhir-akhir ini mulai naik daun kembali serta menjadi buruan para pelancong.
Apalagi setelah adanya pesta tahunan Kenduri Durian Wonosalam yang diadakan sejak 2012 lalu. Pamor kolak durian kian melejit dan menjadi salah satu buruan para penyuka kuliner.
Salah satu penjual kolak durian ini adalah Slamet (50).
Terungkap Tiga Manfaat Utama Minum Air Terong, Efektif Banget Turunkan Berat Badan Juga . . .
Warung milik Pak Slamet di lereng Gunung Anjasmoro ini selalu ramai dikunjungi masyarakat setiap akhir pekan atau di kala liburan.
Menurut Slamet ini menu kolak durian sebenarnya bukan barang baru di Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Kolak Durian Wonosalam yang ada saat ini merupakan penganan lawas masyarakat. Hanya saja kini mengalami semacam kelahiran kembali guna menyesuaikan keinginan pasar.
Jika dulu kolak durian merupakan campuran kolak pisang dan singkong dan dimasak utuh dengan bijinya. Kini kolak durian sekarang lebih dimodifikasi.
Politisi PPP Jombang Tewas Pakai Celdam, Begini Curhatan Menyedihkan Istri dan Anaknya
Umumnya kolak durian Wonosalam sekarang ini dibuat dari bahan dasar beras ketan putih yang ditambah dengan santan, gula merah, gula pasir, daun pandan wangi, dan tentu saja buah durian yang diambil dagingnya.
“Untuk duriannya, kami pakai durian lokasl, sehingga rasanya jadi lebih ‘nendang’,” kata Slamet, tanpa bermaksud promosi kepada Surya, Senin (19/3/2018).
Jenis durian lokal yang ada di Wonosalam antara lain durian petruk, ataupun durian montong yang terkenal dengan aroma dan rasa yang tajam.
Ada juga durian oranye atau limas atau disebut juga dengan durian belanda, serta durian bido.
Awas, Pembalap Liar Akan Didenda Rp 1 Juta