Hadir dalam acara pelepasan itu di antaranya Ketua Tim Bedah Plastik Face Off saat itu, Prof dr Sjaifuddin Noer dan Direktur Utama RSU dr Soetomo, Surabaya saat itu, dr Dodo Anondo.
"Lisa diperbolehkan pulang karena secara medis, luka sudah membaik meskipun wajah belum sempurna 100 persen. Apalagi, Lisa sudah dianggap bisa hidup mandiri tanpa bantuan tim medis lagi," kata Prof dr Sjaifuddin Noer.
Meski demikian, Lisa masih diwajibkan kontrol seminggu dua kali untuk melihat perkembangan bekas lukanya.
Baca: Kondisi Asisten Masisnis KA Sancaka yang Tabrak Trailer Membaik, PT KAI Janjikan ini ke Korban
Baca: Suami Kerja, Istri Malah Ngamar Sama Pria Lain, Semuanya Terungkap Lewat Tisu dan Kondom Bekas
Sjaifuddin menambahkan, masih ada kemungkinan operasi, tetapi sifatnya hanya operasi kecil dan tidak memerlukan penanganan khusus atau rawat inap.
"Yang masih rentan, bukan masalah lukanya, namun masalah psikologisnya, karena Lisa akan hidup di tengah masyarakat seperti dulu. Namun kami yakin Lisa akan siap menghadapi," tambahnya.
Selama tujuh tahun menjadi pasien, Lisa mengalami 17 kali operasi rekonstruksi wajah. Operasi pertama dilakukan pada 28 Maret 2006 dengan mengganti kulit wajah dengan kulit punggung.
Sementara itu, operasi terakhir 27 Februari 2013 dengan memperbaiki kelopak mata kanan bagian atas, bagian bibir, dan sudut pipi.
Baca: Terungkap, Mandiri Tunas Finance Didemo Warga Gara-gara Kredit Truk
Baca: Suami Kerja, Wanita Ini Malah Ngamar Sama Pria Lain, Semuanya Terungkap Lewat Tisu dan Kondom Bekas
Lisa sebelumnya adalah korban kekerasan dalam rumah tangga pada 2004 lalu. Dia disiram air keras di wajahnya oleh suaminya sendiri karena keributan rumah tangga.
Nasib Lisa sekarang