Serangan Bom di Surabaya

5 Hal Miris Keluarga Pengebom Polrestabes Surabaya, Utang Jutaan Hingga Sering Keluar Usai Magrib

Penulis: Ani Susanti
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI, Surabaya yang diketahui dikontrak Tri Murtiono, pelaku bom di Polrestabes Surabaya.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Serangan bom di markas Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) menyentak perhatian publik.

Serangan ini membuat empat pelaku tewas, dan seorang yang masih berusia delapan tahun selamat dan masih dirawat di rumah sakit.

Serangan yang berlangsung pukul 08.50 ini juga melukai empat polisi dan enam masyarakat sipil.

Pelaku bom bunuh diri adalah Tri Murtiono bersama istri dan tiga anaknya.

Tri Murtiono, istri dan dua anaknya tewas seketika usai meledakkan diri.

Sementara anak perempuan berinisial Ais (8) selamat.

Baca: Mapolrestabes Surabaya Diserang Bom, 10 Orang Jadi Korban, di Antaranya Diduga Pelaku yang Tewas

Selama ini keluarga Tri Murtiono tinggal di Jalan Tambak Medokan Ayu VI Surabaya.

Tempat tinggal yang diketahui rumah kontrakan tersebut kini tengah digeledah oleh Tim Gegana, Satbrimob Polda Jatim.

Kesaksian warga sekitar mengungkap fakta miris keluarga Tri Murtiono.

Dirangkum TribunJatim, berikut diantaranya :

Baca: Ketua RT Ngaku Pernah Jengkel ke Pelaku Teror Bom 3 Gereja di Surabaya, Terungkap Kelakuannya

1. Belum lunasi biaya kontrak rumah

Hamid, Ketua RW 02 Medokan Ayumengungkapkan, keluarga Tri Murtiono mengontrak rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI seharga Rp 32 juta untuk dua tahun.

Tri Murtiono mengontrak rumah melalui situs jual beli online.

"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai 20 juta. Lewat jual beli online, ketemu sekali sama pemilik rumahnya," kata Hamid saat ditemui di lokasi.

Baca: Jadi Pelaku Teror Bom Gereja di Surabaya, Dita Ternyata di-DO Unair, Jangan Kaget Tahu IPK-nya

2. Tertutup

Keluarga Tri Murtiono cukup tertutup dari tetangganya.

Suwito Ketua RT 08 RW 02 mengatakan keluarga ini baru tinggal sekitar empat bulan di Medokan Ayu.

Sehari-hari dia bekerja sebagai pengusaha teralis besi.

"Orangnya biasa aja, kesehariannya interaksi juga kurang, jadi tertutup," kata Suwito.

Dalam kesehariannya yang tertutup, Tri Murtiono sempat sesekali terlihat di kegiatan warga seperti penjagaan siskamling.

Baca: Ketua RT Ungkap Kelakuan Pelaku Teror Bom di Wonocolo Sidoarjo, Sikapnya Berubah Saat Kenal Istri

3. Sering keluar usai magrib

Saat ditanya perihal aktifitas di rumahnya, Suwito mengatakan tidak pernah melihat ada pengajian ataupun perkumpulan orang di rumah berwarna orange tersebut.

"Tidak pernah mengundang orang, disamping itu ada musala dan gak pernah terlihat," kata Suwito.

Selama ini, warga sekitar tidak menaruh curiga lantaran menurut mereka aktifitas mereka biasa saja.

"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah maghrib keluar dan ga tau pulangnya kapan," pungkas Suwito.

Baca: Beredar di FB, Pengakuan Adik Kelas Soal Perilaku Dita Supriyanto Semasa SMA: Akhirnya Benar Terjadi

4. Sudah persiapkan peledakan di Polrestabes Surabaya

Keluarga Tri Murtino yang melakukan bom bunuh diri di Mako Polrestabes Surabaya telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelakan, pelaku serangan bom di Polrestabes Surabaya itu satu keluarga.

"Mereka (pelaku) sudah dipersiapkan ledakan bom," sebut Barung di Mapolda Jatim, Selasa (15/5/2018) pagi.

Baca: Eks Teroris Bongkar Alasan Surabaya Jadi Sasaran Teror Bom, Reproduksi Calon Pengantin Juga Disebut

5. Istri Tri Murtiono dikenal ramah

Seorang warga Krukah Selatan bernama Ahmad (49) mengaku kenal dengan para pelaku pengeboman di Polrestabes Surabaya.

Ahmad menyebut, rumah orang tua Tri Ernawati dekat dengan rumahnya, yakni di kawasan Krukah Selatan.

Setiap berkunjung ke rumah orang tuanya, Erna dikenal Ahmad sebagai wanita yang ramah.

"Dia (Erna) ramah, sering komunikasi dengan warga. Kalau suaminya itu yang jarang, pendiam" kata Ahmad pada Selasa (15/5/2018).

Baca: Mantan Pentolan Jamaah Islamiyah Sebut Aksi Teroris Libatkan Keluarga Sudah Biasa, Ini Pengakuannya

Erna memang dikenal akrab dan sering berbincang santai dengan ibu-ibu sekitar rumahnya.

Di sisi lain, suami Erna yakni Tri Murtiono jarang tampak bergaul di antara warga.

"Kalau suaminya (Tri Murtiono) saya kira sangat tertutup, jarang bertegur sapa dan ngobrol bareng warga sini," kata Ahmad.

Seorang ibu rumah tangga di seberang gang orang tua pelaku membeberkan Murtiono dan Erna memiliki sebuah usaha.

Baca: Kronologi Lengkap Teror di Polrestabes Surabaya, Fakta Penting Terkuak di Celana Dalam Anak Pelaku

"Kalau tidak salah punya usaha kusen, tapi kurang tau tempatnya dimana, yang pasti nggak di rumahnya yang sini (Krukah Selatan)," papar wanita bernama Ruli.

"Sempat saya sapa mereka (Murdiono dan Erna), mereka berhenti. lalu saya tanya lagi repot apa akhir-akhir ini, dia (Murdiono) jawabnya cuma ada proyek. saya tanya proyek apa dia malah diem aja," tambahnya.

Berita Terkini