TRIBUNJATIM.COM - Tak akan pernah lupa tragedi bom yang menimpa Surabaya pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018) lalu.
Belasan orang tak berdosa tewas akibat bom bunuh diri dari keluarga jaringan teroris.
Insiden tersebut bahkan menyita perhatian media luar Indonesia.
Baca: Pesan Terakhir Keluarga Dita Supriyanto Semasa Hidup, Ayah-Ibu-Anak Pengebom 3 Gereja Surabaya
Seluruh warga Indonesia turut mengucapkan duka cita atas meninggalnya para korban.
Setelah tragedi bom Surabaya, seorang pria membuat eksperimen tentang wanita bercadar.
Video eksperimen itu kemudian diunggah di akun YouTube Ahmad Zaki, Jumat (18/5/2018).
Baca: Tetangga Sebut Ada Sosok Misterius Datangi Rumah Pelaku Sebelum Aksi Pengeboman Tiga Gereja Surabaya
Dalam video tersebut, tampak dua perempuan bercadar dan seorang laki-laki memegang kertas.
Tulisan di kertas yang dipegang berbunyi:
"Peluk saya jika anda merasa aman dengan keberadaan saya."
Baca: Selamat dari Bom Orangtuanya, Tak Disangka Ini yang Dilakukan Anak Anton Febrianto ke Dua Adiknya
Mereka bertiga berdiri di depan sebuah restoran.
Perlahan-lahan orang-orang berjalan di depan mereka.
Namun, mayoritas orang-orang tersebut berhenti sejenak untuk memeluk mereka.
Baca: Merinding! Begini Cara Aneh Istri Terduga Teroris di Malang Beli Sayur, Kecurigaan Tetangga Terbukti
Yang laki-laki memeluk laki-laki, sedangkan yang perempuan memeluk perempuan.
Tak jarang mereka terlihat menangis melihat respon yang luar biasa positif dari masyarakat sekitar.
Tak hanya mereka, netizen pun ikut menangis melihatnya.
Baca: Anak Anton Ferdiantono Tolak Doktrin Jadi Teroris, Hidup Berbanding Terbalik dari Ayah-Ibunya
Hal itu diketahui dari komentar-komentar yang tertulis di video YouTube tersebut.
"Masya Allah... menetes tiba2 air mata saya," komentar akun amrifarida septiani.
"Wow, terharu saya. Tolong adain lagi bang. Kalo bisa kameranya tersembunyi," komentar akun Indra Susanto.
Baca: Nasib Anak Teroris yang Selamat dari Bom Polrestabes Surabaya, Sebatang Kara Hingga Dibebani Hutang
"Video ini mengandung irisan bawang merah. barokallohu fiikum buat yg terlibat di video ini. ntapsoul," komentar akun Rendragraha.
"Jika saya bsa mmbrikn 1000like untuk vidio in sudah sy lakukan... terharu sangat," komentar akun Putra Putradhani.
"Nangis, membatalkan puasa ga sih? Sedih terharu, soalnya pengalaman dianggap sebagai teroris astaghfirullah," komentar akun Fadillah Hanifah.
"Terharu. Ternyata masih banyak yang care dengan wanita bercadar," komentar akun Goestri Y.
Berikut videonya:
Baca: Mengintip Buku Panduan Teroris Bom Surabaya untuk Nyamar Jadi Warga Biasa, Astaga Merinding Bacanya!
Warga Tolak Pemakaman Jenazah Teroris di Putat Jaya Surabaya
Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putat Gede di Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, merupakan makam yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Di makam ini disemayamkan jenazah dari berbagai agama, baik Islam, Kristen, Buddha, dan bahkan Mr X.
Mr X adalah cara warga sekitar menyebut jenazah yang tidak bernama dan tidak berkeluarga.
Pada Kamis (17/5/2018), puluhan warga Putat Jaya menggeruduk makam Putat Gede.
Mereka membawa berbagai macam peralatan untuk menutup lubang galian kubur.
Sebanyak tujuh galian kubur yang mereka tutup, rupanya disiapkan untuk jenazah teroris Dita Oepriarto dan keluarganya.
"Mr X dan pelaku pengeboman kan jelas berbeda, intinya kami sangat keberatan," kata Ketua RW 8 Kelurahan Putat Jaya, Nanang Sugiarta, saat ditemui di lokasi makam.
Mereka tidak ingin jenazah pelaku teroris yang di daerahnya sendiri saja ditolak, tapi malah dimakamkan di Makam Putat Gede.
Kata Polisi Tentang Warga yang Tolak Pemakanan Teroris
Puluhan warga Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, Surabaya menutup tujuh lubang makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putat Gede yang disiapkan untuk pelaku teroris, Dita Oepriarto dan keluarganya.
Padahal tujuh lubang tersebut yang menyiapkan adalah petugas TPU Putat Gede sendiri.
"Saya hanya mengamankan tapi karena warga menolak saya sendiri juga tidak bisa menghalang-halangi," kata Kapolsek Dukuh Pakis, Kompol Dwi Eko, Kamis (17/5/2018).
Dwi sendiri tidak bisa memastikan apakah benar lubang tersebut disediakan untuk pelaku teroris atau bukan.
"Memang infonya dari pak camat dan pengurus makam seperti itu tapi belum tahu pasti," katanya.
Atas penolakan tersebut Dwi Eko sudah melaporkan ke atasannya dan menunggu perintah selanjutnya.
"Saya sudah memberikan info lebih awal kepada atasan jika warga menolak terhadap pelaku teroris untuk dimakamkan di tempat ini," ungkapnya.