Kepulangan Jenazah Mahasiswi Kota Malang yang Tewas di Jerman Terkendala

Penulis: Benni Indo
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kepulangan jenazah mahasiswi asal Kota Malang yang kuliah di Jerman, Shinta Putri Dina Pertiwi dari Jerman ke Indonesia menemui kendala. Pasalnya, biaya kepulangan Shinta harus ditanggung oleh keluarga, bukan oleh negara.

Kabar itu baru diterima keluarga almarhumah pada Senin siang dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Sontak saja, informasi itu mengagetkan pihak keluarga yang sebelumnya sudah mendapat informasi kepastian bahwa jenazah Shinta akan tiba pada Jumat pekan ini.

"Sebelumnya kami diberitahu kalau kepulangan Shinta ditanggung oleh negara, tapi siang tadi dikabari kalau biaya kepulangan tidak ditanggung," ujar Umi Salamah, ibu Shinta, Senin (13/8/2018).

Maba UM Wajib Dua Kali Ikuti Tes Bahasa Inggris

Umi juga sempat diberi harapan oleh Kemenlu kalau biaya kepulangan ditanggung negara. Namun syaratnya harus menyertakan surat keterangan tidak mampu.

Umi lantas menolak persyaratan itu karena ia merasa mampu. Ia tidak ingin 'menipu' negara dengan alasan tidak mampu padahal mampu.

"Saya sebetulnya bisa, hanya saja kabar ini mendadak. Padahal sebelumnya saya baru saja kirim uang ke Shinta senilai 8 ribu Euro. Itu sekitar Rp 150 juta," ungkapnya.

Umi pun memilih untuk membuka donasi di kitabisa.com daripada harus membuat surat pernyataan tidak mampu. Donasi itu dibuat oleh anak ketiganya yaitu Helmy.

Transportasi Online dan Konvensional Sering Bentrok di Jember, Bupati Akan Bikin Angkutan Gratis

Helmy sebelumnya mencari informasi terkait biaya kepulangan melalui internet. Hal itu ia lakukan karena tidak ada informasi resmi dari Kemenlu terkait prosedur pemulangan jenazah dan biaya yang harus ditanggung.

Hingga akhirnya, Helmy mendapat informasi kalau biaya pemulangan jenazah sebesar Rp 60 juta. Referensi itu ia dapat dari pemberitaan tentang pemulangan jenazah mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Belanda pada 2012.

"Itu tahun 2012, tidak tahu kalau sekarang apakah naik atau tetap," imbuh Umi.

Berdasarkan informasi itu, Helmy mematok nilai maksimal yaitu Rp 60 juta di kitabisa.com. Dalam waktu beberapa jam saja, target tercapai. Di sisi lain, hingga pukul 19.00, pihak Kemenlu belum memberikan informasi biaya pemulangan jenazah dari Jerman ke Indonesia.

Umi juga berencana meminta rekening dari Kemenlu agar transfer dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia. Banyak teman Shinta di Jerman yang kesusahan berdonasi karena harus menggunakan rekening Indonesia.

UMKM, Raksasa Ekonomi Jatim yang Tak Rontok Diterjang Krisis dan Naiknya Dolar Amerika

Dia juga tidak ingin kondisinya saat ini dimanfaatkan pihak lain. Ia juga mendapat kabar kalau seorang ibu di Banten pernah tertipu miliaran rupiah dalam kasus serupa.

"Ibu itu anaknya temannya Shinta, sudah tiga anaknya meninggal di luar negeri dan tertipu oleh oknum yang mengatasnamakan pegawai Kemenlu," paparnya.

Halaman
123

Berita Terkini