Dalam sehari, ia bersama rekan-rekannya dapat menghasilkan dua puluh buah pot.
• Lanjutan Sidang Bupati Mojokerto Nonaktif, Datangkan Tiga Saksi, Salah Satunya Mantan Wabup Malang
"Untuk membuatnya, dibutuhkan bahan semen untuk adonannya. Kemudian, dikasih semen sebanyak 5 cintung (serok) nasi, perbandingan dengan air sebanyak 1 gelas air besar. Pilih bagian luar popok yang berbentuk plastik. Selanjutnya dicampur ke adonan semen, lalu dicetak dibentuk sesuka hati. Dijemur di bawah sinar mata hari 5-6 jam, kemudian terakhir dikasih semen putih untuk semakin mengkeraskan," kata Erna menjelaskan sambil menujukkan detail produknya kala itu.
Agar produknya semakin dikenal, Erna pun tak mati akal.
• Kepala Daerah Ditahan KPK, Pengisian Kekosongan Jabatan Dua Kepala OPD di Kota Blitar Terganggu
Ia memanfaat media sosial serta vendor toko online untuk memasarkan produknya.
Produk pot popok bayi ini dihargai cukup murah.
Hanya Rp 10 ribu sampai 15 ribu tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan ketika produksinya.
"Kemarin saat event di Pendopo laku keras, terjual 40 buah," katanya.
• Mayat Pria Tak Dikenal Ditemukan di Gubuk Pinggir Sawah di Desa Kedungrejo Madiun
Seiring dengan produknya yang mulai mendapat pangsa pasar, membuat Erna memiliki ide untuk mempersuasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai.
Bank Sampah binaannya berani membeli sampah popok dari masyarakat.
"Melaui Bank Sampah, kita beli sampah popok dari masyarakat. Satu popok kami beli Rp 150. Kita ajak ibu-ibu daripada sampahnya dibuang begitu saja mending di jual ke kita (Bank Sampah). Tapi syaratnya popok harus dicuci bersih terlebih dahulu," sebutnya.
• Wali Kota Malang Minta Warganya Resapi Slogan Satu Jiwa Jadi sebagai Kunci Hadapi Bencana
• Panpel Cetak 22.000 Tiket untuk Laga Persekam Metro FC Vs Arema FC, Berikut Harganya
Cara tersebut diakuinya berhasil, warga di daerahnya kini lambat laun meninggalkan kebiasaan buruk membuang popok di sungai.
Dalam dua minggu sekali, Erna berhasil mendapatkan sampah popok bayi sebanyak 25 kilogram.
"Alhamdulillah masyarakat sudah mulai sadar," ucapnya penuh syukur.
Kini, Erna bersama Bank Sampahnya yang beranggotakan 51 orang tersebut mempunyai mimpi menciptakan sentra pembuatan pot popok bayi di wilayahnya.
"Awalnya Bank Sampah. Ke depan kita nanti mau buat sentra kerajinan popok bayi, dengan berbagai karya," harapnya. (Erwin Wicaksono)