Cerita Heroik Polisi Lamongan Mengejar Orang yang Menyerangnya hingga Tabrakkan Motor ke Pelaku

Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan perbatasan Bongris dengan lingkungan Genengan. Di wilayah ini ER dan MS keok dilawan Bripka A

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Jarak WBL hingga wilayah lingkungan Bongris Kelurahan Blimbing, tempat ER dan MS dilumpuhkan, tidaklah jarak yang dekat.

Dari WBL ke Bongris sepanjang 11 kilometer, jarak yang cukup jauh.

Namun bagi Bripka A tidak menjadi halangan dan mengendurkan tekadnya untuk mengejar perusak pos polisi WBL, tempat ia setiap hari bertugas.

Tiba di Bongris, tiga kilometer ke arah Selatan dari pertigaan jalan raya Daendels Blimbing, Bripka A berhasil melumpuhkan ER dan MS, meski dengan cara harus menabrakkan sepeda motor Yamaha Vixion miliknya ke dua terduga.

Selasa (20/11/2018) dini hari anggota polisi ini seorang memburu terduga yang kabur setelah melempar batu, tepat mengenahi kaca pos polisi sampai pecah.

Amien Rais Bakal Jewer Haedar Nashir yang Bebaskan Pilihan Warga Muhammadiyah di Pilpres 2019

Batu sebesar genggaman tangan itu bahkan menembus kaca hingga terlempar masuk ke dalam pos mengenai pintu lagu dalam.

Tahu ada orang yang menyatroni tempatnya jaga, Bripka A menyalakan sepeda motor miliknya dan mengejar pelaku.

Perburuan Bripka A tidak mbeleset, di tengah dini hari ia terus memburu pelaku hingga Bongris Blimbing.

"Ya ada yang cerita pada Selasa pagi ada orang ditangkap polisi di sini (Bongris, red)," kata Dwi yang setiap hari beraktivitas di cucian motor di Bongris saat ditemui TribunJatim.com, Rabu (21/11/2018).

Dwi mengaku hanya mendapat cerita dari beberapa orang.

Sementara ia tidak tahu pasti bagaimana heroiknya pagi itu.

Kawasan Bongris jika malam, termasuk daerah yang sepi.

Namun ditengah sepinya itu, Bripka A tak ada rasa takut melawan terduga.

Meski pelaku melawan dengan cara mengetapel A, tepat mengenahi mata kanan.

Korban A tetap melawan seorang diri menabrakkan motornya para dua pelaku.

Ternyata insting korban tajam.

Pelaku ternyata ambil jalan pintas hendak menuju Geneng, pulang ke rumahnya.

Dari Bongris ke rumah pelaku ER memang dekat, tinggal sekitar 2, 5 kilometer saja.

Kalau melintas dari depan TPI, jalan lingkungan nelayan cukup jauh. Selain jalur itu padat perumahan penduduk.

Aksi heroik kejar-kejaran ini sukses dilakukan A dalam melumpuhkan ER dan MS.

Meski korban harus menahan mata kanannya yang terkena kelereng dari sasaran ketapel tangan ER.

Dibantu masyarakat, A bisa mengamankan dua terduga.

Perjuangan dan keberanian A, diapresiasi Kapolda Jatim dan Kapolri.

Itu diperkuat dengan keterangan Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung yang disampaikan di hadapan wartawan, Rabu (21/11/2018).

Menurut Feby, mata sebelah kanan yang kemarin terluka sudah dilakukan tindakan operasi, siang ini tadi akan dilakukan observasi kembali untuk dicek kondisi korneanya.

"Kami meminta untuk mendoakan Bripka Andreas untuk bisa sembuh seperti sedia kala," harapnya.

Dimata lembaga kepolisian, Andreas dinilai sangat luar biasa dalam melaksanakan tugasnya, yang kemarin berhasil melakukan penangkapan terhadap dua orang pelaku yang merusak pos lantas di Paciran.

"Itu adalah tindakan heroik yang saya anggap sangat luar biasa," katanya bangga.

Tentunya ini bisa menjadi motivasi untuk semua, untuk berbuat lebih baik untuk masyarakat.

Apa tidak ada penghargaan ?

untuk penghargaan, Feby mengaku sudah mendapatkan informasi dari Kapolda Jatim dan sudah diajukan ke mabes polri, agar Bripka Andreas ini mendapatkan penghargaan.

" Akan diberikan oleh pak kapolri. Karena sudah dianggap bertugas di luar dari pada kemampuannya," katanya.

Sebab, walaupun dalam kondisi luka, Andreas tetap berusaha berjuang untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Kita belum tahu penghargaannya seperti apa, tapi tentunya nanti dari dewan kebijakan di mabes polri dan kapolri yang akan menentukan," ungkapnya.

Yang bersangkutan mendapatkan penghargaan yang seperti apa, tentunya kata Feby, berharap yang terbaik.

Ditanya kondisi korban, secara umum tadi Feby melihatnya sudah stabil, baik secara psikis maupun jasmaninya.

Tetapi dari kondisi fisik matanya saja yang mungkin mengalami trauma di bagian korneanya, mudah-mudahan tidak rusak total.
"Yang membuat korban melakukan hal itu saya rasa karena jiwa kepolisiannya," katanya.

Serta jiwa rasa memiliki organisasi polri, dan perjuangannya dalam melakukan penangkapan terhadap seseorang yang sudah melakukan kejahatan.

Sehingga Andreas bersihkeras untuk tetap melakukan pengejaran pelaku sampai dapat ditangkap.

Yang diketahui Feby, dari ceritanya, Andreas tetap melakukan pengejaran meskipun dalam kondisi luka. "Saya kira rasa takut tidak ada dalam dirinya," ungkap Feby.

Bagaiman terduga ER, saat ini tersangka masih di polda, masih didalami, karena masih dikembangkan.

Mungkin bisa dikatakan ada hubungannya dengan orang-orang yang masih ada di wilayah Lamongan ataupun di wilayah Jawa Timur.

Menurut keteranhan dari ER, mereka saling mengenal pada saat kegiatan ibadah di salah satu musholla di Lamongan, sehingga kurang lebih 3 atau 4 bulan mereka kenal.

"Karena memiliki satu aqidah yang sama, memiliki satu konsep pemahaman yang sama akhirnya mereka menjadi akrab," katanya.

Beberapa kali melakukan perencanaan seperti merusak pos lantas ini. Karena ada kesamaan itulah akhirnya mereka bekerja sama.

"Perencanaan itu sekitar 3 atau 4 bulan sejak kenal," katanya.

Menurut Feby, informasinya sebelumnya pernah melakukan hal yang sama terhadap pos lantas di wilayah Lamongan, tapi tidak menyebabkan kerusakan, hanya retak saja, dan itu tidak diketahui polisi pada saat itu pun pod lantas sedang kosong.

Motifnya intinya ada pemahaman yang salah, katanya dengan keagamaannya mereka.

Feby memastikan, tentunya akan melakukan evaluasi kedepannya untuk melakukan upaya pencegahan.

Jauh-jauh hari sudah dihimbau kepada warga, apabila mengetahui hal-hal yang dianggap menyimpang, kaitannya dengan pemahaman-pemahaman radikal agar segera diinformasikan segera, baik kepada pemerintah daerah, TNI atau kepada kepolisian.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan tokoh agama yang memang mempunyai rasa memiliki dan memiliki dorongan untuk meluruskan pemahaman seperti ini,"pungkasnya.(TribunJatim.com/Hanif Manshuri)

Berita Terkini