Sebelum Kakak Kandungnya Dibunuh di Malang di Depan Matanya, Farida Beberapa Kali Rasakan Hal Aneh

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung, mengintograsi kedua pelaku di Polres Malang, Selasa (27/11/2018).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sebelum mendapati kenyataan pahit kakaknya dibunuh secara sadis di depan matanya sendiri. Farida (39) ternyata punya firasat melalui mimpinya ketika tidur.

Menurut Farida, seminggu lalu sebelum kejadian tragis menimpa Juari (41), kakak kandungnya yang dibunuh, dirinya bermimpi bahwa kakaknya tersebut meninggal dunia.

"Minggu wingi (seminggu lalu), aku mimpi persis kayak kejadian sekarang. Cacakku mati (kakakku meninggal)," ungkap Farida, Selasa (27/11/2018).

Sebelumnya, misteri pelaku pengeroyokan berujung pembunuhan di Turen Kabupaten Malang terhadap Juari diduga dilakukan lebih dari satu orang.

Ngaku Intel & Janji Nikahi Gadis, Polisi Gadungan Ini Tipu Guru di Madiun Hingga Ratusan Juta Rupiah

Saat itu para pelaku memukuli dan menganiaya Juari secara beringas di rumahnya Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu dini hari (25/11/2018). 

Hingga saat ini, polisi masih menyelidi kasus tersebut.

Farida melanjutkan, tidak hanya bermimpi buruk, berbagai firasat tak wajar sering mampir dalam benaknya.

Meski berfirasat buruk, ia pun ingin tetap tenang. Tapi, firasat ini terus bermunculan dibenaknya.

Salah satu yang bikin merinding, berkali-kali dia mendengarkan suara burung gagak yang serak di sekitar rumah kakaknya. Sontak hal tersebut memuat dirinya tak tenang saat malam tiba.

Baru Dipasang di Blitar, Patung Bung Karno yang Habis Anggaran Miliaran Langsung Diminta Dibongkar

"Tapi saya mikir positif terus. Nggak mungkin kakak saya kenapa-kenapa," katanya menenangkan diri kala itu.

Belum selesai dengan adanya burung gagak. Hati Farida pun kerap gelisah. Setiap hari ia menantikan kakak yang ia sayang itu.

"Nggak bisa tidur, gelisah terus. Mikir kapan cacak pulang gelisah jadinya ," beber wanita bertubuh kurus itu.

Ternyata, berdasarkan keterangan Farida, Juari pernah menjalani tahanan selama 3,5 tahun di lapas Lowokwaru. Akhirnya dia bebas pada 40 hari lalu.

Perubuhan demi perubahan turut dirasakan Farida. Ia merasakan wajah kakaknya lambat laun mengalami perubahan dan sikap.

Ingat, 1 Desember Nanti Diumumkan, yang Tak Lolos Passing Grade Masih Berpeluang Ikut Tes CPNS 2018

"Masih ingat awal pulang lalu wajahnya segar, ceria terus lama-lama jadi pucat. Saya malah membatin, kok Cacak pucat nggak seperti biasanya, dia juga lebih terlihat murung," terangnya dengan raut muka tertegun. 

Apa yang dirasakannya benar adanya. Bak disambar petir di siang bolong. Ia mendapati kakanya tewas dengan cara yang begitu tragis. Farida menyebut kakaknya dipukuli seperti seekor tikus. 

"Seringkali cacak moleh nang Wajak (kakak pulang ke Wajak) ke istrinya. Tapi kok akhir-akhir ini pulang ke Tumpukrenteng. Gak tahunya malah meninggal demgan cara seperti ini," terangnya seakan tak percaya ini bisa terjadi. (Erwin Wicaksono)

Antisipasi Konflik Horisontal, Ribuan Penambang Pasir Tradisional Lereng Gunung Kelud Rapat Akbar

Berita Terkini