PKL Kawasan Monumen Arek Lancor Pamekasan Demo Tolak Dipindah, Bupati Badrut Tamam Beri Penjelasan

Penulis: Muchsin Rasjid
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Pamekasan, Badrut Tamam (mengenakan baju batik) saat menemui pengunjuk rasa PKL Arek Lancor, di pintu pagar Pemkab Pamekasan, Kamis (6/12/2018).

TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN – Sekitar 160 PKL yang selama ini menggelar dagangannya di kawasan monumen Arek Lancor, Pamekasan, unjuk rasa ke kantor Pemkab Pamekasan, Kamis (6/12/2018).

Massa melakukan unjuk rasa menolak tindakan Pemkab Pamekasan yang menggusur mereka.

Dengan membentangkan sejumlah poster, PKL yang terdiri dari pria dan wanita, beberapa di antara mereka menggendong anaknya, bergerak dari area Arek Lancor dengan berjalan kaki menuju ke kantor Pemkab Pamekasan, yang berjarak sekitar 500 meter ke arah barat.

Sri Rahayu Ningsih, Anggota DPRD Pamekasan Meninggal Dunia

Unjuk rasa kali ini merupakan yang kedua selama dua tahun ini.

Unjuk rasa pertama, dilakukan PKL pada Selasa (25/4/2017) lalu.

Hanya saja, saat unjuk rasa yang pertama dilakukan di kawasan monumen Arek Lancor.

Tuntutannya sama, menolak penggusuran.

Dalam unjuk rasa kali ini mereka mempertanyakan kebijakan Bupati Pamekasan, yang hanya menyuruh Satpol PP dan aparat gabungan menertibkan mereka, tanpa solusi dengan mencarikan tempat relokasi yang tepat.

Laga Madura FC Vs Madura United Babak 64 Besar Piala Indonesia 2018 bakal Disaksikan 3.500 Suporter

KPU Bangkalan Data Penderita Tunagrahita dan Penderita Gangguan Jiwa untuk Partisipasi Pemilu 2019

Mereka mengaku kecewa karena mereka diusir, tanpa diberi tempat penampungan.

Mereka mengungkapkan, kebijakan Pemkab Pamekasan memberi peluang bagi PKL untuk berjualan dalam seminggu hanya tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu dengan waktu, antara pukul 16.30 sampai pukul 22.00 WIB, dinilai tidak memberi solusi.

Sebab selama empat hari, dari Senin hingga Kamis, mereka diharuskan tidak berjualan.

Jelang Madura FC Vs Madura United, Kapten Madura United Butuh Adaptasi Lapangan Madura FC

Warga Kepulauan Masalembu Tuntut Pemkab Sumenep Buka Trayek Masalembu

“Mana ada untuk berjualan di pasar, hari dan waktunya ditentukan. Sementara kebutuhan kami sehari-harinya dari berjualan. Dan tidak mungkin kami bisa bertahan dengan cara seperti itu. Padahal, kami memiliki anak yang masih sekolah dan mondok,” kata salah seorang PKL.

Saat berunjuk rasa itu, mereka dihadang sejumlah aparat di pintu masuk pagar sebelah timur.

Mereka terus berorasi bergantian sambil berteriak.

Hasil Manchester United Vs Arsenal, Diwarnai Gol Bunuh Diri, Skor Imbang 2-2 Akhiri Laga

Jelang Madura United Vs Persela Lamongan, Begini Penilaian Aji Santoso tentang Calon Lawan

Massa tidak mau diwakilkan dan ingin bertemu Bupati Pamekasan langsung agar mendapatkan jawaban memuaskan dan kepastian nasib mereka.

Halaman
12

Berita Terkini