Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - 11 Jam menjelang malam pergantian tahun baru 2019, puluhan lapak pedagang arang berjejer di Pasar Tembok, sepanjang Jalan Tembok Dukuh, Senin (31/12/2018).
Budaya masyarakat yang merasa tak enak merayakan malam pergantian tahun baru 2019 tanpa aktivitas bakar-bakar dan makan bersama.
Nampaknya dimanfaatkan secara baik oleh para pedagang untuk meraub untung dengan berjualan arang dan perlengkapan bakaran lainya di sepanjang jalan yang lazim dikenal Pasar Tembok.
Seorang di antaranya bernama Anis (45) warga asli Madura yang telah lama menetap di Gang Tembok Dukuh.
Ibu dua anak itu, mengaku sudah berjualan arang selama 20 tahun.
Ia mulai berdagang sejak usianya masih belia. Seingat Anis, sebelum menikah ia sudah bantu ibunya berjualan arang.
Tak terasa, hingga memiliki dua anak yang saat ini berusia 21 tahun, Anis masih berjualan di lapak kecil dengan sebuah meja dan sebuah kursi kayu di depan sebuah ruko kosong di samping Gang Tembok Dukuh.
"sebelum manten baru sudah jualan, ya bantu ibu saya," katanya kepada TribunJatim.com sembari melayani para pembeli yang terus berdatangan.
• Daftar Resolusi Tahun Baru 2019 yang Bisa Kamu Terapkan, Jadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Depan
Selain menjual arang, Anis juga menjual perlengkapan bakaran lainnya, seperti kotak panggangan berbahan besi yang sinyal seharga Rp 55 Ribu, tusuk sate seharga Rp 10 Ribu perbungkus dengan isi lebih dari setatus tusuk, kipas sate seharga Rp 5.000 per buah.
Khusus arang, ada dua jenis yang dijual Anis; arang batok seharganya Rp 12 Ribu dan arang kayu seharga Rp 10 Ribu.
Anis mengaku memperoleh pasokan arang dan tusuk sate dari seorang juragan di Pulau Madura.
Ia tak tahu persis letak daerahnya, yang jelas setiap akhir tahun perayaan tahun baru dan hari besar Islam Idhul Adha, Anis selalu meminta pasokan tambahan.
"Tiap malam tahun baru sama qurban, karena hasilnya banyak," katanya.
Ada satu hal lagi yang membuat lapak dagangan arang Abis berbeda dari yang lain, ia ternyata menjual bumbu kacang untuk sate seharga Rp 5.000 per plastik.
"Kalau pedagang lain gak ada yang jual, pembeli kalau cari bumbu sate ya ke sini," pungkasnya.