TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mengerahkan dua mesin fogging (pengasapan) ke Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru, Senin (7/1/2018) sore.
Pengasapan dilakukan karena ada penularan demam berdarah dengue (DBD) di satu lingkungan.
Pengasapan dilakukan ke perumahan warga, lingkungan sekitar rumah hingga fasilitas pendidikan.
Menurut koordinator fogging Dinkes Tulungagung, Supriyono, ada enam pasien di desa ini.
• Bawa Kabur Dua Truk Milik Majikannya di Tulungagung, Uang Jual Truk Malah Dipakai Pria Ini Dugem
Karena terindikasi terjadi proses penularan, maka fogging perlu dilakukan.
“Jadi fogging dilakukan bukan karena di sini endemi. Tapi karena ada proses penularan, kalau tidak dibasmi akan meluas,” terang Supriyono.
Pengasapan dilakukan dalam radius 200 meter, dari rumah pasien.
Diharapkan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus, vector penyebaran DBD bisa dibasmi dalam radius itu.
• 523 CPNS di Tulungagung Dinyatakan Lolos SKB, Pemkab Berencana Undang ke Pendopo
Dosis insektisida juga ditingkatkan dari kondisi normal 350 cc untuk 200 liter solar, menjadi 400 cc untuk 20 liter solar.
“Kami mengantisipasi nyamuk-nyamuk yang sudah kebal dengan insektisida. Kalau tidak ditingkatkan, mereka semakin kebal,” tambah Supriyono.
Selama tujuh hari di tahun 2019, Dinkes mencatat ada 20 pasien DBD, enam di antaranya di Pucunglor.
Para pasien bahkan masih dirawat di rumah sakit.
Dinkes juga berencana melakukan pengasapan di Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan.
“Salah satu pemicunya adalah lingkungan yang kotor. Hampir semua area yang dilakukan pengasapan ada sampah-sampah yang bisa menampung air,” tegas Supriyono.
Sedangkan data selama dari Januari hingga akhir Desember 2018, ada 545 pasien.
Dari jumlah itu, sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
Angka ini melonjak tajam dibanding 2017, yang hanya 128 pasien dengan empat angka kematian.