TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga telah memasuki satu tahun masa baktinya untuk memberikan pelayanan di kepulauan.
Setidaknya 22 pulau telah diberikan layanan kesehatan secara gratis.
Ketua IKA Fakultas Kedokteran Unair, dr Pudjo Hartono SpOG mengungkapkan, dalam perjalanan memberikan pelayanan di tiap pulau, terdapat berbagai permasalahan yang komplek, tak hanya dalam segi kesehatan, tetapi juga sosial ekonomi.
• Mengintip Rumah Nuri Maulida yang Mewah dan Minimalis, Interiornya Didominasi Warna Netral
• Empat Kali Batal Tanding dengan Persinga Ngawi, Persebaya Surabaya Pilih Uji Coba Internal
• Asisten Bongkar Mantan Manajer Olga Syahputra Sibuk Berjudi Bukannya Merawat, Mak Vera Tersenyum
"Selama setahun, seiring berjalannya waktu kapal ini juga tak hanya memfasilitasi kesehatan, banyak aspek di kepulauan yang dibutuhkan juga," ungkapnya dalam Refleksi dan Evaluasi Satu Tahun Bakti RS Terapung Ksatria Airlangga di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Sabtu (9/2/2019).
Ia mengungkapkan, kondisi masyarakat dan pelayanan kesehatan yang masih kurang membuat relawan RS Terapung yang berasal dari berbagai keahlian ikut membantu kondisi masyarakat.
Mulai dari survei, penyuluhan hingga pemberdayaan ekonomi bahkan menurutnya hal ini bisa sebagai satu di antara bentuk pengabdian masyarakat tiap jurusan di Unair nantinya.
"Di Bawean misalnya, kami bisa mengoperasikan rumah sakit yang tadinya kosong, di Nusa Penida kami mendorong rumah sakit untuk bisa segera operasionalnya dengan membantu manajerialnya hingga ke Kemenkes," lanjutnya.
• Dinkop,UKM dan Bank UMKM Jatim Siapkan Pendampingan dan Pembiayaan UKM
• Mak Vera Dituduh Telantarkan Olga Syahputra, Asisten Juga Sebut Orangtua Sang Artis Diajak ke Kasino
• Inilah Strategi Usulan Imam Sunardhi untuk Memenangkan Gus Hans dalam Pilwali Surabaya 2020
Ia mengungkapkan, selama setahun memberikan pelayanan pada 11.482, kendala paling besar dalam RS Terapung yaitu pada biaya dan mengatur tenaga, bahkan sampai saat ini dari sisi tenaga selain awak kapal dilakukan dengan sukarela.
"Kapal ini bukan lagi milik FK, karena masyarakat merasa memiliki. Dan bantuan pembiayaan berupa sumbangan sukarela banyak diterima dari masyarakat," urainya.
Ia mengungkapkan RS Terapung ini dimulai dengan susah payah hingga bisa beroperasional ke cukup banyak wilayah yang membutuhkan, bahkan terlibat di dua wilayah bencana di Lombok dan Poso.
"Kami ingin mendapat masukan dari daerah yang sudah kami datangi. Sehingga bisa menjadi masukan perbaikan kami ke depan. Karena kapal ini sebagai pemicu tiap daerah untuk memiliki kapal serupa yang bisa memfasilitasi berbagai wilayah kepulauan yang berdekatan," harapnya.
• Inilah Strategi Usulan Imam Sunardhi untuk Memenangkan Gus Hans dalam Pilwali Surabaya 2020
• Kemal Palevi Rilis Sneakernya Sendiri Dengan Harga yang Terjangkau
• Berhasil Bangun Public Trust, Polres Bojonegoro Sabet Peringkat Delapan Indeks Kepuasan Masyarakat
Untuk berbagai pihak akan dilibatkan mulai dari steakholder dan pegiat kapal rumah sakit lainnya supaya ada sinergi model dan sistem kapal yang terbaik di area kepulauan.
Dr Henry Wibowo SpAnd, manajemen sekaligus relawan RS Terapung mengungkapkan kesannya saat sekali mengikuti pelayaran ke Wakatobi sebagai rangkaian pelayanan RS Terapung.
Ia harus ikut berlayar dan memberikan pelayanan terpusat di pulau Wangi-wangi.
Menurutnya wilayah Kepulauan tersebut masih minim fasilitas kesehatan, adapun hanya berupa puskesmas sehingga penyakit kronis dan penanganan operasi harus dirujuk ke rumah sakit di provinsi.
• Indonesian Logistics Community Gelar Gathering Pertama di Jawa Timur, Tujuannya ini. . .
• Ramalan Zodiak Sabtu, 9 Februari 2019: Libra Mujur, Gemini Lebih Terbuka, Pisces Malah Ada Konflik
• Gus Hans Didukung Penuh Politisi Demokrat maju PIlwali Surabaya 2020
Berbagai penanganan dilakukan mulai dari bedah mata seperti Ptegium dan Katarak, kemudian bedah Minor seperti Lipoma, Atheroma, Papiloma, Gangglion serta bedah Mayor seperti hernia, miom hingga bibir sumbing.
"Kami berusaha mencapai sebanyak mungkin wilayah. Sebagai penanggung jawab acara saat itu saya salut dengan para relawan yang selama ini punya banyak fasilitas di kota mau ikut berlayar beberapa jam di kapal nelayan, mabuk laut di tempat sempit juga," kenangnya.
Menurutnya kebahagiaan para relawan dalam pengabdian di RS Terapung adalah saat pasien keluar dari kapal setelah operasi dengan senyum.
"Para relawan kami ada dari berbagai tenaga mulai dari perawat,dokter umum hingga spesialis," urainya. (Surya/Sulvi Sofiana)