TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Tubuh guru honorer SMKN 3 Jombang, Ahmad Hasanudin Maskur (25) belum diketemukan sampai operasi pencarian hari kedua dihentikan, Senin (11/2/2019) sore.
Di antara para tim pencari dan penyelamat itu, ada orang-orang yang menanti ditemukannya tubuh penyintas tersebut.
Mereka antara lain ayah dan ibu Hasan, pasangan M Rifai Nurhasan dan Umi Maslahatunnisa.
Pasutri asal Bandar Kedungmulyo, Jombang itu, menatap nanar Pantai Payangan Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu, Jember, Senin (11/2/2019).
• BPBD Jombang Turut Mencari Tubuh Hasan di Pantai Payangan Jember
Mata ibunda Hasan, Ny Umi terlihat sembab dan wajahnya terlihat sedih.
Rifai dan Umi melihat ke lautan saat tim pencari dan penyelamat mengelilingi pantai dan menyelam untuk mencari tubuh sang anak sambil duduk di bangku warung di tepi pantai.
Rifai sempat melihat pencarian dari dekat di sekitar bebatuan sisi selatan pantai.
Hasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
• Orangtua Hasan, Guru yang Terseret Ombak di Pantai Payangan Jember Masih Menunggu Pencarian Korban
Lajang itu baru dua tahun menjadi guru BK di SMKN 3 Jombang.
"Guru honorer di sana, baru dua tahun. Kebetulan habis lulus kuliah terus ada lowongan di sana untuk guru BK," tutur Rifai, sang ayah saat bertemu TribunJatim.com di Pantai Payangan.
Rifai menuturkan, sebelum berangkat ke Jember, Hasan diliputi kegembiraan.
Kegembiraan itu dia rasakan sepekan terakhir. Sebab lelaki itu sudah memantabkan hati dan langkah untuk menuju pelaminan.
"Gembira karena sudah menemukan calon pasangan hidup. Bahkan sudah ada rencana melamar, sudah ngajak ibunya untuk beli cincin. Makanya seminggu ini terlihat ceria. Bahkan mau berangkat juga ceria. Sempat nengok adiknya yang di pondok dan diberi sangu sebelum berangkat ke Jember," katanya.
Meskipun belum ada penetapan tanggal untuk melamar calon pasangannya, keluarga itu sudah setuju dengan pilihan Hasan.
Tetapi rencana untuk melamar anak orang itu kandas akibat Hasan mengalami kecelakaan laut di Pantai Payangan, Jember, Minggu (10/2/2019).
"Ternyata takdirnya begini. Saya berharap tubuh anak saya segera ditemukan," harapnya.
Hasan bersama tiga orang rekannya sesama guru BK dari Kabupaten Jombang terseret arus di Pantai Payangan, Minggu (10/2/2019).
Satu orang yakni Yanik Susanti berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.
Dua rekannya yakni Yuda Mahardika dan Nur Zakia Ismawati berhasil ditemukan namun sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Tubuh Hasan sebenarnya sempat dipegang oleh Samsuri, warga setempat yang berperan menjadi penjaga pantai.
"Sudah sempat saya pegang tubuhnya, namun lepas dihempas ombak," kata Samsuri.
Dia berhasil membawa tubuh Yuda menepi, namun saat berada di pantai, nyawanya tidak tertolong.
Sedangkan tubuh Zakia diselamatkan oleh Trimo alias Pak Eko, warga setempat yang juga berperan sebagai penjaga pantai.
"Saya menemukan tubuh ibu yang pakai jilbab hijau itu, sudah naik ke karang situ. Saya coba pompa tubuhnya untuk pertolongan pertama, namun tidak berhasil. Sudah meninggal," kata Trimo.
Yanik berhasil diselamatkan pertama ketika warga melihat keempat orang itu terbawa arus dan ombak besar.
Warga bersama anggota rombongan guru BK Kabupaten Jombang yang berwisata ke tempat itu langsung membawa Yanik ke Puskesmas Sabrang, Kecamatan Ambulu.
Sedangkan dua orang yang meninggal dunia dibungkus memakai kantong mayat Basarnas dan dikirim ke Puskesmas Sabrang.
Sementara sampai Senin (11/2/2019), pencarian pada tubuh Hasan terus dilakukan.
Pencarian akan dilanjutkan, Selasa (12/2/2019).
Sementara itu, salah seorang rekan korban, Muhajir Halifudin yang sebelumnya memberikan kesaksian memberikan koreksi.
Dia menegaskan, dirinya bersama dengan rekannya Risqi langsung turun dari tebing bukit saat melihat temannya terbawa arus.
Keduanya berlari ke bawah dan berusaha menolong teman-temannya.
"Saya di atas tebing ketika teman-teman renang biasa. Pas kejadian itu saya sudah turun," tutur Muhajir mengklarifikasi keterangan sebelumnya, Senin (11/2/2019).