TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemprov Jatim merencanakan pembangunan pengolahan limbah B2 di Mojokerto.
Pembangunan ini disebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melibatkan investor asal Inggris.
Hal ini merupakan hasil pembahasan Khofifah bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik di Gedung Grahadi, pada Rabu (13/3/2019).
"Selain masalah pendidikan kita juga diskusi tentang beberapa proyek bisnis seperti hazardous waste (limbah berbahaya), ada perusahaan-perusahaan Inggris yang berminat untuk investasi dalam proyek seperti itu," kata Moazzam yang diwawancarai usai pertemuan.
(Demi Wujudkan Jatim Cettar, Khofifah Indar Parawansa Ajak OPD Kenali 4 Jenis Staf)
(Gubernur Khofifah Jajaki Kerjasama Pengiriman Student Exchange SMK ke Tiongkok)
Menurutmu Moazzam, kebutuhan untuk membuat proyek pengolah limbah berbahaya adalah kebutuhan yang penting dan mendesak di Indonesia.
Dan pihaknya menyatakan kesanggupan jika ada perusahaan untuk bisa berinvestasi di Jawa.
"Adda perusahaan Inggris yang mampu dalam industri itu dan punya keuangan yang cukup untuk berinvestasi di Jawa Timur," ucap Moazzam.
Bahkan tak hanya funding keuangan, melainkan juga ada transfer teknologi pengolahan limbah berbahaya.
Sebagaimana diketahui pemerintah Jawa Timur sedang membangun proyek pengolahan limbah berbahaya di Kabupaten Mojokerto.
Nilai proyeknya kebutuhan nilai proyeknya mencapai Rp 500 miliar dan untuk tahap pertama APBD baru menganggarkan sebanyak Rp 50 miliar.
(Kerja Sama dengan Inggris, Khofifah Ingin Tingkatkan Kemampuan Bahasa Tenaga Perawat Jawa Timur)
(Dekranasda Kota Kediri Kembangkan Industri Kreatif dengan Pelatihan Handicraf)
Sehingga campur tangan investor ini penting untuk bisa melaksanakan proyek ini. Agar industri Jawa Timur tidak perlu jauh-jauh lagi membuang limbah berbahayanya ke provinsi lain.
Hal tersebut juga diamini oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dia mengatakan bahwa saat ini proses tersebut sedang berjalan di mana pemerintah Inggris sedang menyiapkan investasi di Mojokerto.
"Yang menarik adalah sisi keuangannya sudah siap dan lokal kontennya bisa mencapai 80 persen," tegas Khofifah.
Menurutnya banyak pembangunan industri yang pemerintah tak bisa siapkan lokal kontennya.