Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Juru bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman mengatakan, kultur Jawa Timur yang toleran dan moderat, sesuai dengan DNA yang dimiliki PSI untuk diperjuangkan di parlemen.
Salah satu sikap tegas PSI dalam memperjuangkan toleransi di Indonesia adalah dengan mendukung hasil Sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU).
"PSI adalah satu-satunya partai yang paling pertama mengapresiasi ketika NU mengeluarkan rekomendasi tidak dipergunakannya istilah kafir kepada kelompok Kristen, Katholik dan warga negara lain yang tidak memeluk Islam," kata Andy Budiman, Sabtu (16/3/2019) malam.
• Andy Budiman Tanggapi Politisi PDIP yang Sebut PSI Cheerleader, Bahas Masalah Beda dan Substansi
• Selain Peduli Lingkungan, Pembagian Bibit Sawi Nasdem Lamongan Bisa Dongkrak Simpati Masyarakat
Menurut Andy Budiman, hal itu menjadi satu dasar bersejarah yang penting bagi perjuangan anti diskriminasi di Indonesia.
"Ini sejalan dengan visi kami tentang perjuangan anti diskriminasi dan DNA-nya PSI ini cocok dengan Jatim, Islam moderat dan kaum nasionalis kuat di sini," ucap caleg DPR RI dari Dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo ini.
Andy Budiman pun cukup optimistis PSI akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Jawa Timur dalam Pemilu 2019 nanti.
• Fakta-fakta Surat Terbuka Romahurmuziy: Merasa Dijebak hingga Minta Anak Abaikan Teman yang Membully
• Debat Cawapres Besok, SPSI Jatim Sebut UMK dan TKA Jadi PR Besar Pemerintah ke Depan
Seperti diketahui dalam Sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU), yang digelar di Banjar bulan Februari 2019 lalu mengusulkan agar NU tidak menggunakan sebutan kafir untuk warga negara Indonesia yang tidak memeluk agama Islam.
Pimpinan sidang, Abdul Moqsith Ghazali mengatakan, para kiai berpandangan penyebutan kafir dapat menyakiti para nonmuslim di Indonesia.
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: