Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Elisabeth Susanti harus jalani sidang karena ulahnya melakukan aksi penipuan.
Bahkan, Elisabeth tercatat sudah beberapa kali melakukan aksi yang sama. Hakim Pengadilan Negeri Surabaya sampai geleng-geleng dibuatnya.
Kali ini Elisabeth kembali disidang setelah menipu 136 warga Rungkut Kidul. Modusnya dengan mengaku sebagai tim sukses Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebelum Pilgub Jatim.
"Sebelumnya saya dua kali. Yang satu penipuan CPNS, yang satu sudah damai," ujar Elisabeth saat menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, Deddy Arisandi pada Kamis (21/3/2019).
(Terkait Dugaan Nasabah BRI yang Alami Penipuan, Polsek Mojokerto Katakan Belum Ada Laporan Masuk)
(Setiap Hari Ada Laporan Penipuan di Sidoarjo, Kasus Properti dan Jual Beli Online Paling Tinggi)
Dalam kasus yang dihadapinya saat ini, Elisabeth janji memberikan dana hibah usaha kecil menengah (UMKM) pada ratusan warga tersebut Rp 15 juta per orang.
Namun, sebelum memberikan yang itu, dia meminta warga membayar administrasi bank Rp 40 ribu dan uang untuk membuka rekening senilai Rp 500 ribu.
Terdakwa lalu membentuk panitia hibah Istiqomah untuk mengkoordinir warga dalam mengumpulkan uang.
Abdul Mudjib ditunjuk sebagai ketua panitia dan Nu Laila sebagai bendahara yang bertanggung jawab mengumpulkan uang dari para warga.
"Yang inisiatif membuat panitia terdakwa ini. Saya ditunjuk sebagai ketuanya," ujar Mudjib saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang.
Mudjib bersama warga lain sebenarnya tidak percaya dengan bujuk rayu terdakwa.
Namun, terus saja terdakwa meyakinkan para warga hingga akhirnya mereka percaya.
Selain itu, yang membuat warga percaya karena terdakwa perempuan dan beraksi sendirian. Terlebih terdakwa juga pintar bicara.
(Setiap Hari Ada Laporan Penipuan di Sidoarjo, Kasus Properti dan Jual Beli Online Paling Tinggi)
(Dinas Penanaman Modal Sidoarjo: Banyak Laporan Kasus Penipuan Tanah Kavling)
Panitia hibah itu mampu mengumpulkan Rp 67 juta yang dihimpun dari uang ratusan warga.
Nur mengaku hanya menghimpun pengumpulan uang yang Rp 40 ribu. Sementara yang Rp 500 ribu langsung dikordinir terdakwa.
"Saya hanya tugas kasih centang nama-nama saja bagi yang sudah membayar," kata Nur.
Namun, keterangan Nur ini dibantah Elisabeth. Dia mengaku bahwa semua uang yang terkumpul dihimpun oleh Nur. Uang itu lalu diberikan Nur kepadanya.
Setelah uang terkumpul, Elisabeth tidak menyetorkan ke bank. Dia justru menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi.
"Yang Rp 35 juta saya pakai untuk berobat ayah saya yang sakit. Tapi, yang lain saya kasih ke Samiadi. Dia sempat diperiksa polisi, tapi karena tidak ditahan, dia kabur," ungkapnya.
(Terkait Dugaan Nasabah BRI yang Alami Penipuan, Polsek Mojokerto Katakan Belum Ada Laporan Masuk)
(Pembeli Tiket Konser Lapor ke Polrestabes, Kuasa Hukum Sebut Ada Indikasi Kesengajaan dan Penipuan)
Elisabeth mengaku memang timses Gus Ipul saat penipuan itu yang terjadi pada Desember 2017 lalu. Tapi, kini dia mengaku berbeda.
"Saya dulu memang Gus Ipul. Tapi, sekarang saya relawan Bu Khofifah," katanya.
Pernyataan ini sempat membuat Julien kesal. Dia menganggap terdakwa suka menipu orang dengan mencatut nama orang.
Menurut dia, perbuatan itu tidak benar. Orang yang dicatut bisa saja keberatan dan merasa dirugikan.
"Kamu tidak boleh begitu. Mencemarkan nama baik orang itu namanya. Dulu kamu bilang Gus Ipul, sekarang bilang ikut Bu Khofifah," ucap Julien.
(Pembeli Tiket Konser Lapor ke Polrestabes, Kuasa Hukum Sebut Ada Indikasi Kesengajaan dan Penipuan)
(Terkait Dugaan Nasabah BRI yang Alami Penipuan, Polsek Mojokerto Katakan Belum Ada Laporan Masuk)