Gencar Bentuk Koperasi Toko Kelontong, Tri Rismaharini Beberkan Kesuksesannya di 5 Rusun di Surabaya

Penulis: Delya Octovie
Editor: Anugrah Fitra Nurani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka acara Pembinaan Pengelolaan Usaha Koperasi Toko Kelontong Rusunawa se-Surabaya di Lt. 4 Gedung Siola, Senin (15/4/2019).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya sukses memajukan koperasi di lima Rumah Susun Warga (Rusunawa), yakni Romo Kalisari, Penjaringan Sari, Sombo, Randu dan Tanah Merah.

Belum puas, Pemkot Surabaya ingin menularkan keberhasilan ini pada Rusunawa lainnya.

Untuk mewujudkannya, Pemkot menggelar Pembinaan Pengelolaan Usaha Koperasi Toko Kelontong Rusunawa se-Surabaya di Lt. 4 Gedung Siola, Senin (15/4/2019).

Pembinaan ditujukan pada seluruh warga penggerak koperasi yang tinggal di rusun demi meningkatkan sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

(Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto Gelar Pelatihan Tax Planning dan Pengawasan)

(Aplikasi SPOTS Ajak Wirausahawan Lebih Mudah dan Nyaman Memonitor Usahanya Sendiri)

Terlebih mengingat banyaknya warga rusun yang membuka toko kelontong secara individu di kamar masing-masing.

Sehingga, kehadiran koperasi diharapkan bisa menjadi destinasi 'kulak' bagi para pemilik toko dengan harga yang dijamin Pemkot jauh lebih terjangkau.

“Bapak-ibu sekalian, kenapa saya memaksakan untuk membentuk koperasi toko kelontong, itu karena saya ingin sekali keuntungannya bisa dikembalikan untuk warga, untuk anggotanya," ucap Wali Kota SUrabaya, Tri Rismaharini.

"enak toh, kalau bapak-ibu beli di tempat lain keuntungannya ya diambil orang lain,” tambahnya.

Terdapat 120 peserta terdiri dari 12 anggota Rusunawa Surabaya yang mengikuti pembinaan ini.

Kepada 120 peserta tersebut, Risma juga menyampaikan bahwa barang yang dibeli di koperasi akan jauh lebih murah dibanding di luar, karena sudah dihubungkan dengan agen yang harganya relatif lebih rendah dibanding lainnya.

Maka, nantinya keuntungan yang didapat bisa untuk kesejahteraan para anggota koperasi.

(Tri Rismaharini: Saya Usaha Sejahterakan Pejabat Pemkot, Kalau Masih Kurang Silakan Keluar dari PNS)

(Berawal Jajakan Keliling, Pria Blitar Ini Sukses Usaha Truk Mini Kayu, Tembus Pasar Luar Jatim)

“Kami sudah bisa membantu akses pembelian barang untuk mendapatkan harga-harga yang lebih murah. Bapak-ibu nanti bisa bandingkan, ini menjadi penting bapak-ibu sekalian. Saya ingin semua lebih sejahtera,” jelasnya.

Risma menambahkan, pengurus koperasi bisa menjual barang maupun kebutuhan di luar produk yang ada saat ini.

Apalagi, mendekati Hari Raya Idul Fitri, warga boleh memanfaatkan hari besar tersebut untuk membuat kue kering lalu dijual di koperasi.

Ia juga berpesan kepada seluruh pengolah koperasi agar lebih keras lagi dalam mencapai kesejahteraan melalui upaya pengembangan toko kelontong.

Karena itu, Risma menyebut ia akan terus melakukan evaluasi toko kelontong setiap tiga bulan sekali.

 “Saya sangat yakin warga Kota Surabaya dapat diajak kerja keras dan hidup lebih sejahtera, tidak ada yang bisa merubah nasib kita kecuali kita sendiri. Saya berharap training ini diikuti sebaik mungkin,” pungkasnya.

(SMK PGRI 3 Malang Gaet Perusahaan Industri, Hapus Stigma SMK Jadi Penyumbang Pengangguran Terbanyak)

(Konser Malam, 3 Cinta dan 5 Cerita di Sutos, Tumbuhkan Motivasi Usaha Arek-arek Boyo-Darjo)

Dalam praktiknya, tiap koperasi didampingi oleh pendamping khusus dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya.

Widodo Suryantoro, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, menjelaskan keberhasilan lima koperasi rusunawa memacu semangat Pemkot untuk menghasilkan koperasi-koperasi lainnya.

Walau baru berjalan kurang lebih delapan bulan, kelima koperasi sudah bisa menyisihkan Sisa Hasil Usaha (SHU) per bulan, dan memiliki omzet hingga Rp 815 juta.

"Alhamdulillah dari lima koperasi sudah bisa ada progress yang luar biasa. Bisa dilihat dari koperasi sudah bisa menyisihkan SHU, itu harus disisihkan tiap bulan untuk pembagian hasil tiap tahun," ucap Widodo.

"Nah, dari modal awal yang masing-masing rusun kurang lebih Rp 18-20 juta, omzet bisa sampai Rp 815 juta dari total kelima rusun," paparnya.

Ia berharap, koperasi toko kelontong bisa berfungsi sebagai penyedia produk dengan harga murah, tempat warga berjualan, sekaligus pemasok produk di luar rusun jika sudah berkembang.

Reporter: Surya/Delya Oktovie

(Aplikasi SPOTS Ajak Wirausahawan Lebih Mudah dan Nyaman Memonitor Usahanya Sendiri)

(Tri Rismaharini: Saya Usaha Sejahterakan Pejabat Pemkot, Kalau Masih Kurang Silakan Keluar dari PNS)

Berita Terkini