Di forum tersebut Rieke juga sempat merekam ulang perjalanan politiknya.
Lagi-lagi, semua itu tidak lepas dari peran Gus Dur.
Rieke berkisah, dirinya dan Gus Dur berteman cukup lama.
• 8 Poin Isi Surat Ahmad Dhani yang Dibongkar Tim Pemenangan untuk Bawaslu, Ditulis Jam 2 Dini Hari
Saat Gus Dur masih hidup, hampir setiap Jumat, Rieke, Franky Sahilatua, Ki Slamet Gundono, serta seorang anak indigo, Albert, selalu berkumpul di kantor PBNU.
Hal itu merupakan kebiasaan dari Gus Dur.
"Setelah salat Jumat kita selalu kumpul untuk diskusi. Saya juga pernah menemani Gus Dur saat cuci darah. Dalam ruangan itu hanya ada saya, Prof Mahfud MD, serta Gus Dur sendiri. Pak Mahfud pasti masih ingat," cerita Rieke.
Rieke melanjutkan, semenjak Gus Dur wafat, dirinya sebenarnya tidak pernah mau melihat makam mantan Ketua Umum PBNU tersebut.
Rieke juga tidak hadir saat Gus Dur dikebumikan.
• SBY Bikin Malu Pemuda yang Tagih ‘Janjinya’, Niat Sebenarnya Terbongkar Saat Ditanyakan 4 Hal
"Karena saya selalu ingin merasakan Gus Dur masih hidup. Gus Dur guru saya, sahabat saya, orang tua saya," kata Rieke, dengan suara mendadak kian lirih.
Rieke mengaku menceritakan sosok Gus Dur, karena Gus Dur pula yang mengajarkan kepada Rieke fungsi hukum.
• SBY Buru-buru Minta Maaf Saat Tahu Ucapan Anak Menteri Perempuannya, Sang Presiden Tak Bisa Lupa
Hukum itu yang pertama adalah mengorganisasi tanggungjawab. Bukan menakut-nakuti masyarakat.
"Dan saya kira itu inti sari filsafat hukum. Orientasi hukum bukan pada sanksi, tapi tanggungjawab. Gus Dur mengajarkan itu kepada saya," ujar tandas Rieke, anggota DPR RI yang Pileg kali ini diprediksi melanggang kembali ke Senayan.