TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Saad Ibrahim mengaku bangga dengan warga Lamongan yang memiliki semangat yang kuat.
Menurut Saad Ibrahim yang hadir sebagai pembicara di acara silaturahim yang digelar RS Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (15/6/2019) siang, semangat warga Muhammadiyah yang begitu kuat yang akhirnya mampu membuktikan keberhasilannya dalam mengembangkan semua amal usaha Muhammadiyan, termasuk RS Muhammadiyah Lamongan.
• Didatangi Tim Pemkab, Warga Miskin Penderita Stroke Lamongan Dapat Pantauan Kesehatan Sampai Listrik
• Tradisi Arak Gundukan Kupat di Lamongan, Ingatkan Masyarakat Cara Raden Rahmat Kembangkan Islam
• Tarmuji, Penderita Strok Lamongan yang Hanya Dirawat Putri Kecilnya, Makan Tunggu Bantuan Tetangga
"Jiwa yang besar, kemauan tinggi menjadikan RS Muhammadiyah yang terbaik milik Muhammadiyah di Jatim," katanya di depan keluarga besar Muhammadiyah.
Ditegaskan, andai kata para pendiri Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang dahulu dikenal sebagai daerah minus hanya berfikir kontekstual, maka rumah sakit di daerah miskin tak akan bisa besar.
"Maka Rumah Sakit Muhammadiyah ini tidak akan ada," katanya.
Makanya, lanjut Saad, untuk mengembangkan amal usaha bukan ditentukan fakir miskin atau kaya, tapi ditentukan oleh kemauan besar.
Rumah sakit di daerah atau kawasan besar itu biasa, tapi kalau rumah sakit di daerah yang dulunya minus dan bisa berkembang pesat, itu baru luar biasa.
Saad mengaku bangga dengan warga Muhammadiyah Lamongan, semangatnya luar biasa. Meski orang Muhammadiyah belum seberapa kayanya.
Dicontohkan juga betapa besarnya semangat berjuang warga Muhammadiyah Lamongan, saat insiden Rohingnya muncul, dari seluruh daerah Muhammadiyah di Jawa Timur, Daerah Muhammadiyah Lamongan yang paling besar jumlanya membantu korban Rohingnya, mencapai Rp 1 miliar.
Ia meyakini, Lamongan akan menjadi paling terdepan, selama tetap berinfaq dan bersedekah baik dalam kondisi kepepet atau tidak.
Disinggung juga, bahwa kunci orang sehat adalah semakin banyak bersedekah. Sedakah proses diberikan kesehatan oleh Allah.
Jangan sampai sering mempunyai niat bersedekah, namun sering juga ditunda - tunda dan tidak dieksekusi.
Pengalaman pribadi Saad Ibrahim diungkap di depan undangan, cerita saat ia masih mahasiswa di Solo. Kala itu pernah berniat memberi dosen uang Rp 300 ribu.
Namun tidak langsung diwujudkan, dan ditunda - tunda, Saadpun pulang ke Surabaya, ternyata dalam perjalanan pulang, dompet berisi uang, KTP dan surat lainnya itu hilang di terminal.
"Niatan gagal, dompet hilang. Bukan uang saja yang hilang tapi dompetnya juga hilang," katanya.
Tiba di rumah saat subuh. Saad tiba - tiba mendapat telepon dari petugas Terminal Solo yang menginformasikan telah ditemukannya dompet berikut isinya, SIM, KTP dan kartu nama.
"Hanya itu yang ditemukan, tapi uangnya sudah hilang," kata Saad.
Makanya, lanjut Saad, jika ada niat baik harus segera dilakukan. Dan jangan ditunda kalau sudah punya kemauan baik.
Sedekah memproteksi membantu yang lemah.
Sebab pada dasarnya, setiap manusia diberi anggaran oleh Allah. Anggaran itu tidak akan pernah habis sampai meninggal.
Kalau ada tazkiyatun nufus, maka itu adalah sebagian dari pengobatan.
Apa yang diungkapkannya itu, menurut Saad bisa dipraktikkan RS Muhammadiyah Lamongan untuk mengembangkan sedekah.
Bisa saja dilakukan, semisal pada pasien yang ada di kelas paling bawah, sesekali ditempatkan di VVIP.
"Itu bagian dari upaya memperpanjang umur rumah sakit," ungkapnya.
Amal usaha Muhammadiyah agar memperhatikan masyarakat yang paling kecil dan perlakukan mereka dengan baik.
Direktur rumah sakit harus tahu siapa di antara warga rumah sakit pada level yang paling bawah. Dan itu efeknya akan besar sekali.
"Berangkatkan umrah, untuk karyawan yang paling bawah. Jangan dokternya diberangkatkan umrah," tandasnya.
Saad menolak diundang lagi oleh RS Muhammadiyah Lamongan, sebelum bisa menempatkan pasien kelas paling bawah di kelas VVIP. "Jangan mengundang saya, kalau belum menempatkan pasien kelas bawah di ruang VVIP," katanya.
Tauladan yang diungkapkannya itu, menurut Saad adalah salah satu bagian dari upaya memperpanjang umur rumah sakit.
Keberadaan rumah sakit milik Muhammadiyah adalah salah satu bentuk kesolehan sosial Muhammadiyah.
"Kita tidak ingin besar sendiri, semuanya ingin besar. Dengan mengurus Islam melalui Muhammadiyah," ungkapnya.
Pelajaran penting, lihatlah Lamongan, yang dulu pernah masuk sepuluh besar daerah miskin di Jatim, tapi sekarang punya Rumah Sakit Muhammadiyah terbaik di Jatim yang dimiliki Muhammadiyah.