Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kementrian Pertanian (Kementan) RI optimistis pola penanaman cabai memiliki penagruh besar dalam mempercepat stabilisasi harga cabai di pasaran.
Beberapa pekan terakhir, harga cabai di beberapa sentra produksi mengalami kenaikan yang diakibatkan terbatasnya sumber air di dataran tinggi, dan kurang terawatnya pertanaman selama harga rendah waktu sebelumnya.
Faktor lainnya karena terhambatnya distribusi hasil panen dari daerah sentra ke nonsentra akibat mahalnya biaya jasa ekspedisi.
• Kementan Dorong Ekspor, Kawasan Hortikultura Dikoneksikan dengan Pasar Dalam dan Luar Negeri
Direktur Pengolahan & Pemasaran Hasil Hortikultura, Taufik Yazid mengatakan kunci stabilisasi pasokan dan harga cabai itu ketersediaan di lahan dan kelancaran distribusi.
"Ini yang terus dikawal. Kalau pola tanamnya sudah teratur dan sesuai kebutuhan pasti stabilisasi harga dan pasokan cabai terjaga secara otomatis," ujar Taufik Yazid saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2019) malam.
"Harga cabai memang cenderung naik, tapi masih batas toleransi. Tentu kami tidak tinggal diam. Ya kondisi ini anggap saja bonus buat petani untuk mendapat untung guna menutupi utang akibat rendahnya harga cabai di musim tanam sebelumnya," imbuhnya.
• Kementan RI Akan Distribusikan 611.500 Ekor Ayam ke 12.230 RTMP di Kabupaten Pamekasan
Dilain pihak Pelaksana Harian Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Mardhiyah Hayati saat dikonfirmasi menyebut kenaikan harga cabai tidak akan berlangsung lama.
"Hukum supply demand cabai pada dasarnya mengikuti mekanisme pasar, meski dalam kondisi tertentu serjng terjadi anomali. Solusinya ya mengatur pola tanam untuk penyediaan yang merata dengan memperhitungkan tingkat kebutuhan di masing-masing wilayah," ujar Mardhiyah Hayati.
"Jadi kalau ada pola tanam yang sudah ditetapkan, harus kita patuhi" imbuhnya.
Ia menjelaskan seperti di Surabaya kemarin, muncul berita harga cabai naik.
Hal itu menurut Mardhiyah Hayati bukan karena di Jawa Timur tidak ada cabai, tetapi belum berproduksi optimal.
• Dukung Santri Usaha Ternak Ayam, Kementan Bagikan 5.000 Ayam Joper ke 10 Ponpes di Kabupaten Gresik
Seperti di Kediri, Malang dan BanyuwangiManajemen pola tanam sudah bagus dijabarkan di lapangan, tapi memang keringnya sumber air jadi tantangan tersendiri. "Lahan cabai yang kurang air di musim off season ini tidak bisa berproduksi optimal" jelasnya.
Menurut Mardhiyah, harga cabai diprediksi segera turun seiring dengan mulai banyaknya panenan di daerah sentra yang biasa memasok ke Jakarta.
Cabai dari Sulawesi bahkan sudah masuk ke Jawa lewat Tanjung Perak dan Juanda.