Tak lupa kamera televisi terus mengarah ke pesawat DC-9 Woyla yang dijaga ketat tentara Thailand dengan formasi melingkar.
Untuk menghindari tembakan nyasar jika terjadi tembak menembak dengan para pembajak yang bersenjata pistol dan granat, tentara Thailand membentuk penjagaan pagar betis sehingga para awak media massa terbatasi gerakannya.
• Kekagetan Benny Moerdani Temui Peluru Kedaluwarsa Saat Kopassus Bebaskan Sandera, Aksi Nyaris Gagal
Kronologi persiapan aksi
Pasukan antiteror Kopassus tiba di Don Muang pada 30 Maret 1981 dan pesawatnya langsung parkir dalam posisi tidak jauh dari DC-9 Woyla yang dibajak.
Semua pasukan antiteror segera melakukan konsolidasi dan persiapan operasi di bawah kendali Letkol Sintong.
Pukul 02.00 dini hari (31 Maret 1981) semua pasukan antiteror tiba-tiba dibangunkan dan harus bersiap untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera.
Konsep operasi pembebasan sandera cukup menarik karena dibuat sangat santai.
Hal itu bermaksud untuk menjebak sehingga pada akhirnya bisa mengamankan para teroris dalam pesawat.
Dalam kondisi segar karena cukup tidur, semua pasukan bergerak menuju sasaran tapi dalam pergerakan santai tidak seperti pasukan komando agar tidak menarik perhatian.
• Benny Moerdani Siapkan 17 Peti Mati untuk Kopassus Saat Misi Lumpuhkan Teroris, Akhirnya Tak Terduga
Semua senjata pun tampak disembunyikan ketika para pasukan antiteror yang sedang membawa tangga untuk memasuki pintu pesawat malah berjalan lebih santai lagi.
Televisi nasional Thailand yang terus menerus memantau perkembangan di seputar pesawat yang dibajak malah berkomentar bahwa pergerakan semua pasukan antiteror seperti orang piknik (Sunday picnic).
Namun, ketika pasukan antiteror sudah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat, mereka pun berubah jadi pasukan yang ganas dan akhirnya sukses melumpuhkan penyandera serta membebaskan para sandera dalam hitungan menit.
Kronologi operasi kilat tiga menit amankan teroris
Bandar Udara Internasional Don Muang, Bangkok, pukul 02.40 waktu setempat, Selasa, 31 Maret 1981 menjadi sangat tegang saat itu.
Sebanyak 20 personel pasukan khusus antiteror dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dalam senyap menyeberangi landasan, menyergap sebuah pesawat berpenumpang 57 orang yang sedang dikuasai oleh lima orang teroris bersenjata api sejak Sabtu.