Tahun 2009, dia mulai mengikutkan kostum yang dibuatnya di event JFC melalui anak didiknya yang disuruhnya menjadi talent JFC. Ketika itu, dia membuat kostum untuk defile Tsunami dan India.
"Ternyata dapat penghargaan 'best costume' waktu penjurian. Kemudian tahun berikutnya ikut lagi, dapat lagi 'best costume' untuk defile Trinidad dan Apache," tutur bapak satu anak ini.
Setiap tahun, Ajir kemudian mengikutkan anak didiknya menjadi talent JFC dengan kostum-kostumnya. Mulai sekitar tahun 2014 - 2015, pemesanan kostum kepada Ajir mulai mengalir.
Dan tidak hanya talent JFC yang memesan kepadanya, sejumlah peserta karnaval tingkat nasional dari kabupaten dan kota lain juga memesan kepadanya.
Sebut saja peserta karnaval Best Situbondo Carnival (BSC), Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), juga Bayu Carnival di Nganjuk, Malang Flower Carnival, juga karnaval di Blitar.
Setahun, Ajir dan kawan-kawan bisa mengerjakan kostum untuk sembilan karnaval di Indonesia.
"Keberadaan JFC, yang kemudian ke karnaval-karnaval tingkat nasional yang digelar sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur dan Indonesia memang berdampak kepada seniman seperti saya," ungkap Ajir.
Tidak hanya melayani pemesanan kostum untuk karnaval, Ajir juga secara ajeg membuat kostum yang dia ikutkan di sejumlah ajang pemilihan duta. Beberapa bulan lalu, dia membuat kostum untuk ajang Miss Teen Indonesia. Kostum itu dia 'endorse' kan kepada salah satu peserta wakil dari Jawa Timur.
"Melalui kostum yang ikut ajang pemilihan duta seperti Miss Teen itu, kostum itu bisa disebut sebagai karya saya, sehingga orang bisa melihat karya saya seperti apa," tegas Ajir.