Persebaya ditahan imbang 2-2 saat bermain di Surabaya (9/4/2019), lalu kalah 2-0 dari Arema FC saat bermain di Malang (12/4/2019).
• Beri Jangka Satu Bulan, Begini Penjelasan Manajer Persebaya Soal Pengganti Djadjang Nurdjaman
• Pecat Djanur, Persebaya Surabaya Mulai Cari Pelatih Baru, Berikut Kriteria Pelatih yang Dicari
“Memang tak mudah meraih angka penuh di Malang. Statistik dan sejarah membuktikan. Tapi tak ada yang tidak mungkin. Yang penting berusaha maksimal,” tambah pria asal Sidoarjo tersebut.
Namun melihat performa tim di tiga laga terakhir, Persebaya Surabaya sedikit lebih diuntungkan karena tak satupun telan kekalahan.
Dua laga barakhir imbang (hadapi Semen Padang dan Madura United), dan satu laga lain berhasil dimenangkan (dari Persipura Jayapura).
Sementara, Arema FC telan kekalahan (Kalteng Putra), imbang satu laga (hadapi Persija Jakarta), satu lainnya raih kemenangan (Persib Bandung).
Namun, paling penting disampaikan Dhion, sisi psikologi pemain menjadi kunci dari pertandingan sarat gengsi tersebut.
• Laga Klasik Arema FC Vs Persebaya Surabaya Akan Diamankan 1749 Personel Keamanan
• Peringati HUT Arema ke-32, Aremania Bentangkan Bendera Raksasa di Kota Batu
Mental dan psikologi pemain berperan besar menentukan hasil akhir perjuangan pemain di lapangan.
Karena dipastikan, para penggawa Bajul Ijo akan bermain di bawah tekanan suporter Arema FC, Aremania.
“Psikologi tim harus dipulihkan. Sambil dipulihkan, para pemain Persebaya harus diyakinkan bahwa mereka adalah kumpulan pemain-pemain hebat, berkualitas, dan berkelas,” ucap pria 33 tahun tersebut.
Jika faktor tersebut sudah dibenahi, disebut Dhion, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya akan bisa raih kemenangan pertama di Malang setelah sejak musim 1992 selalu gagal.
“Jika ini benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin para pemain Persebaya bakal bermain ngoyo layaknya banteng kedaton dan raih kemenangan,” pungkas Dhion. (Khairul Amin)
Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: