TRIBUNJATIM.COM - Najwa Shihab membicarakan tragedi yang terjadi di Papua baru-baru ini bersama Gubernur Papua Lukas Enembe.
Gubernur Papua Lukas Enembe diundang secara khusus untuk hadir dalam acara Najwa Shihab 'Mata Najwa'.
Gubernur Papua Lukas Enembe dalam acara tersebut buka suara terkait kerusuhan yang terjadi di wilayah Papua dan sekitarnya terpicu aksi di Jawa Timur.
Kerusuhan itu saat ini akhirnya sudah dapat teratasi sejenak.
Menanggapi peristiwa itu, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku begitu kecewa terhadap sikap masyarakat lain terhadap warga Papua.
Hingga saat ini, masyarakat di luar Papua seolah masih memandang warga Papua sebelah mata.
• FPI Surabaya Akui Ikut Kerahkan Massa ke Asrama Mahasiswa Papua, Mengaku Dapat Undangan
Satu momen terekam saat Najwa Shihab sempat kaget lalu bingung mendengar pernyataan yang disebutkan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.
Awalnya Nawja Shihab dan tim acara menayangkan sikap serta permintaan maaf para pemimpin daerah atas peristiwa yang terjadi.
Najwa Shihab lalu meminta komentar Gubernur Papua Lukas Enembe terhadap sikap yang ditunjukkan oleh mereka.
"Oke, Pak Gub ada komentar soal tadi? Yang jelas soal permintaan maaf Bu Khofifah, sudah bertemu anda langsung, Presiden Jokowi juga sudah meminta anda langsung, saling memaaafkan," ujar Najwa Shihab.
"Jadi apa lagi yang seharusnya bisa dilakukan, menurut anda Pak?" tanya Najwa Shihab.
• Gubernur Papua Bakal Tarik Seluruh Mahasiswa Papua: Kami Bawa Pulang Jika Situasi Tidak Aman
Menjawab hal itu, Gubernur Papua Lukas Enembe pun menyampaikan beberapa poin.
Pertama ia menjelaskan soal rasisme yang masih terjadi di seluruh belahan dunia.
Termasuk di Indonesia yakni dengan masyrakat Indonesia juga terhadap Papua.
Gubernur Papua Lukas Enembe merasakan, meski Indonesia sudah 74 tahun merdeka, tetapi sikap terhadap masyarakat Papua tetap belum berubah.
Ada saja perlakuan masyarakat di luar Papua yang menurut Gubernur Papua Lukas Enembe tidak memanusiawikan orang Papua.
Apa yang dilakukan oleh masyarakat seolah masih sama seperti yang terjadi di masa lalu.
"Ini sama seperti era kolonial. Apa bedanya?" ungkap Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?" tanya Najwa Shihab.
"Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua," sambungnya.
"Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika dijaga. Dari Sabang - Merauke juga harus dijaga," jelas Gubernur Papua Lukas Enembe.
• Kecurigaan Jokowi Terhadap Penumpang Gelap Saat Kerusuhan Papua, Siapakah yang Dimaksud?
Gubernur Papua Lukas Enembe mengungkap sebenarnya penduduk di Papua sendiri saat ini sudah sangat multietnis.
Tak hanya orang Papua asli saja tetapi juga ada berbagai etnis lainnya.
Tetapi meski kondisinya telah membaur, ternyata masyarakat Papua di luar itu masih belum di-Indonesiakan dengan baik.
Pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe ini yang kemudian memancing rasa heran Najwa Shihab.
"74 tahun merdeka, orang Papua masih juga belum di-Indonesiakan secara baik," ucap Gubernur Papua Lukas Enembe.
Mendengar pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe, pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab kaget.
Najwa Shihab terlihat tersentak kemudian ia pun mengkonfirmasi ulang pernyataan sang Gubernur Papua Lukas Enembe.
Najwa Shihab menanyakan juga maksud secara gamblang dari pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe.
• Gubernur Papua Kritik Keras Jokowi karena Bicara Tidak Tegas, Ali Ngabalin: Presiden Sangar Prihatin
"Belum di-Indonesiakan secara baik, apa maksud anda dengan itu? Apa yang harus dilakukan untuk meng-Indonesiakan seseorang?" tanya Najwa Shihab.
Kemudian Gubernur Papua Lukas Enembe pun menjelaskan bahwa persoalan itu menyangkut sikap orang Papua yang belum merasa menjadi bagian dari Indonesia.
"Sampai hari ini dalam pengertian, masyarakat Papua belum menerima rasa ke-Indonesiaan mereka. Persoalan di Papua itu cukup rumit," papar Gubenur Papua Lukas Enembe.
Simak dalam video berikut:
Dalam tayangan tersebut, Najwa Shihab juga sempat mengklarifikasi isu-isu terkait dengan pihak kepolisian.
Najwa Shihab sempat berbicara juga bersama Kapolda Jawa Timur selaku pemimpin aparat kepolisian yang berada di TKP kerusuhan Mahasiswa Papua.
Frans Barung Mangera tampak menjelaskan duduk perkara hingga kepolisian berani mengambil sikap menembakkan peluru hingga gas air mata.
Simak dalamvideo obrolan berikut: