TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Andry Yong, alumni Persatuan Bulutangkis (PB Djarum) mengatakan, pembinaan atlet bulutangkis PB Djarum berbeda dengan klub lainnya.
"Menurut saya selama ini pembinaan di PB Djarum memang ada perbedaan misalnya, dari segi fasilitas yang diberikan PB Djarum itu memang lebih daripada klub bulutangkis lain," ungkapnya.
Andry Yong menjelaskan, pada prinsipnya setiap klub PB bulutangkis itu sama akan tetapi yang membedakan adalah promosi dan degradasi.
• KPAI Melunak, Audisi Beasiswa Bulutangkis Djarum Foundation di Surabaya Tetap Dilaksanakan
Prestasi atlet tidak bisa dilihat secara kasat mata melainkan juga ditinjau dari prestasinya.
"Promosi dan degradasi penting di setiap klub PB Bulutangkis karena itulah secara otomatis grafik perkembangan atlet harus terus meningkat dari tahun ke tahun seiring pertumbuhan usianya," ujarnya
Dikatakannya, secara spesifik pembinaan atlet di PB Djarum memiliki fasilitas lengkap mulai dari gym, tempat pertandingan, penginapan hingga penunjang semua untuk kebutuhan atlet.
• Polemik Berakhirnya Audisi Bakat Badminton PB Djarum, GM FKPPI Jatim Desak Komisioner KPAI Mundur
Apalagi, akomodasi, peralatan bulutangkis dan gizi semuanya ditanggung oleh PB Djarum tanpa dipungut biaya apapun.
"Pembinaan di PB Djarum mempunyai rasa kekeluargaan sangat kental jadi sesama atlet tidak merasa seperti bersaing tapi bersama-sama memacu prestasi," terangnya.
Dia menceritakan, ia berasal dari PB Putra Jember, PB Pandawa Lawang hingga lulus tes teknik maupun teknis hingga mengikuti pelatihan di PB Djarum 1985 hingga 1992.
"Kalau sekarang dibuka untuk umum audisi beasiswa bulutangkis dari Djarum Foundation Bakti untuk Negeri yang diperuntukkan menjaring atau memberikan atlet-atlet berbakat di daerah," tuturnya.
• Profil-Biodata Susanto, Ketua KPAI yang Jadi Sorotan Publik Terkait Polemik Audisi PB Djarum
Menurut dia, perbedaan olahraga bulutangkis saat ini pastinya adalah tingkat rutinitas pertandingannya.
Dulu pertandingan bulutangkis setiap tahun bisa dihitung jari kalau sekarang tiap bulan bisa ikut pertandingan bulutangkis.
"Hal itu pasti mengubah cara latihannya pasti ada perbedaan dan pola pelatihannya," imbuhnya.
Dia menyampaikan kendala pembinaan atlet yang dilakukan klub-klub PB bulutangkis di daerah khususnya di Jawa Timur karena tidak didukung finansial yang kuat.
Klub PB bulutangkis di daerah juga butuh finansial yang mungkin berasal dari sponsor atau istilahnya 'Bapak Angkat' untuk membiayai pembinaan atlet.
• Seto Mulyadi Sayangkan PB Djarum Eksploitasi Anak: yang Dilakukan KPAI Sudah Tepat
"Finansial itu utama karena olahraga bulutangkis juga tidak murah," tegasnya.
Memang, pembinaan atlet bulutangkis membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Istilahnya bulutangkis ini adalah olahraga individu yang membutuhkan motivasi, latihan keras, pemenuhan gizi dan biaya akomodasi lainnya.
Sedangkan prestasi bulutangkis berpatokan atlet mengikuti pertandingan akan mendapat poin.
• Persija Jakarta Resmi Lepas Dua Pemainnya pada Bursa Transer Putaran Kedua Liga 1 2019
Apalagi, atlet mengikuti beberapa pertandingan di Pulau Jawa atau kelas nasional juga membutuhkan biaya besar.
Kalau orang tua mampu tidak mempersoalkan, jika tidak maka akan terkendala secara finansial yang otomatis menghambat atlet muda berbakat.
"Banyak pemain bulutangkis di daerah juga tidak mampu secara finansial jika tidak rutin mengikuti pertandingan secara otomatis akan terkendala promosi dan degradasi," pungkasnya. (Surya/Mohammad Romadoni)