Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sidang lanjutan kasus dugaan kerusahan Asrama Papua kembali digelar di Pengadilan Negeri Surabaya.
Ari Cahyo sebagai saksi dari unit profiling dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
Terdakwa Tri Susanti alias Mak Susi bersama tim penasehat hukumnya mendengarkan keterangan saksi dari Anggota Tim Cyber Ditreskrimum Polda Jatim.
Ketua Tim Pengacara dari terdakwa kasus dugaan kerusuhan Asrama Papua, Sahid menyebut, bahwa keterangan saksi dari Polda Jatim itu tidak sinkron.
• Pentingnya Nikah Resmi, Pemkot Surabaya Gelar Nikah Massal
• Pura-pura Beli Ayam Jago Bangkok, Residivis Asal Blitar Bawa Lari Motor Tukang Ojek Tulungagung
Bukan tanpa alasan, seharusnya Ari Cahyo sebagai saksi dari unit profiling menjelaskan ada yang tersinggung dari data yang diperolehnya.
Yaitu, cuplikan wawancara dari Mak Susi dari salah satu stasiun tv di twitter.
"Sedangkan ini kan masalah bendera. Harus jelas siapa yang tersinggung. Apakah orang Papua apa orang Surabaya. Jadi profiling harus meneliti itu," jelasnya setelah jalani sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu, (18/12/2019).
Masih ihwal twitter, Sahid menyebutkan dalam pasal 28 itu orang yang mendistribusikan gambar atau video.
Sedangkan, akun twitter itu bukan milik tv itu.
• Kasus Kerusuhan Asrama Mahasiswa Papua, Jaksa Hadirkan Saksi dari Profiling Tim Cyber Polda Jatim
• Wali Kota Risma Ajak Masyarakat Bergerak Aktif Cegah Stunting di Surabaya
"Tentunya ini di luar konteks itu. Tapi saksi tidak bisa menjelaskan. Jadi bendera robek itu tidak ada. Klien saya ini hanya keseleo lidah. Tidak ada mainstrea atau niat jahat," tambah Sahid.
Sedangkan, ajakan di grup whatsapp, yang dishare oleh Mak Susi itu hanya sekedar pembahasaan saja.
"Kan itu nanti ahli bahasa yang mengerti kata Urgent sendiri bagaimana," tandas Sahid.
Diberitakan sebelumnya, Ari Cahyo memberi kesaksian, bahwa pada tanggal 16 Agustus 2019 lalu, ia mendapat data dari akun twitter milik salah satu stasiun tv.
• Natal dan Tahun Baru 2020, PT KAI Daop 9 Jember Targetkan 160 Ribu Penumpang
• PT KAI Prediksi Penumpang KA Natal dan Tahun Baru Capai 5,9 Juta Orang
Dalam data tersebut, terdapat sebuah wawancara terdakwa Tri Susanti yang mengatakan bendera yang sobek.