TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan disebut sentra ayam panggang karena mayoritas masyarakat di sana menjualnya di rumah masing-masing.
Satu diantaranya, Warung Ayam Panggang Bu Setu, yang menjadi jujukan pecinta kuliner saat mengunjungi Magetan.
Ayam panggang Bu Setu disajikan dengan dua bumbu khas yaitu pedas dan gurih.
Kuliner legendaris ayam panggang Bu Setu patut dicoba saat kalian berkunjung ke Magetan.
Ayam panggang Bu Setu berdiri sejak tahun 1991 di Jalan Cokroaminoto 165 Desa Gandu, Karangrejo, Magetan.
Proses memasak yang masih tradisional menjadi pelengkap kenikmatan ayam panggang Bu Setu.
Bumbu ayam terdiri dari bumbu rujak pedas dan bumbu bawang bercita rasa gurih. Daging ayam kemudian dibakar menggunakan tungku dengan kayu khusus seperti jati.
• Ayam Panggang Bu Setu di Magetan Jadi Jujugan Pecinta Kuliner, Nikmatnya Bikin Lidah Bergoyang
• Pelatih Persebaya Aji Santoso Kecewa Laga Penentu Peringkat Kedua Tidak Dilakukan Bersamaan
Proses pemanggangan dilakukan dua kali untuk menghasilkan tekstur ayam yang empuk dan meresapnya bumbu-bumbu pilihan.
"Ini tidak pakai minyak, mulai motong, manggang di tungku pakai kayu dan bumbu juga tidak pakai minyak. Non kolesterol," kata Yatini, pengelola ayam panggang Bu Setu, Rabu (18/12/2019).
Ayam panggang Bu Setu ini ramai pembeli dari berbagai daerah seperti Surabaya, Sidoarjo hingga Kalimantan.
Yatini pun memberi tips kepada pembeli ayam panggang usaha kuliner milik ibunya itu.
"Besok kalau ingin dihangatkan cukup di kukus, kalau dipanggang atau digoreng rasanya akan berubah tapi kalau di kukus rasanya tidak berubah," jelas Yatini.
"Tahan dua hari, tapi kalau lebih dua hari masukin kulkas. Kebanyakan orang beli dibawa ke luar pulau, ke Kalimantan," lanjut dia.
Selain ayam panggang, warung berwarna hijau di perkampungan warga ini juga menjual kuliner ayam lodoh maupun ayam goreng.
Buat kalian yang ingin mencicipi kuliner legendaris tanpa kolesterol ini, cukup datang ke Desa Gando, Karangrejo dan menanyakan kepada warga sekitar lokasi warung milik Bu Setu.
"Kalau angkutan umum, dari jalan raya naik sepur mini sampai sini, biasanya Rp 150 ribu untuk pulang pergi. Penumpangnya terserah, nanti diantar ke sini," tutup Yatini.