Calon Istri Ponari Tak Tahu Pemuda Tunangannya Dulu Dukun Cilik 'Hebat' Yang Terkenal

Penulis: Sutono
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ponari dan Aminatuz Zuroh pamer cincin saat bertunangan (lamaran).

Disinggung kapan akan naik ke pelaminan, Zuroh belum bisa memastikan. Dia hanya memastikan, Februari nanti pihak orang tuanya akan secara resmi 'membalas' pinangan dari Ponari, dengan berkunjung ke rumah orang tua Ponari.

"Saat itulah akan disepakati dan dipastikan tanggal berapa kami melangsungkan akad nikah," terang gadis lulusan SMK Negeri 1 Mojoagung, Jombang ini.

Mukharomah, ibunda Ponari, mengaku setuju saja anaknya menemukan gadis yang dicintainya, Aminatuz Zuroh.

"Bagi kami, sebagai orang tua Ponari, setuju saja yang atas pilihan anak. Apalagi gadis pilihannya perilakunya juga baik," kata Mukharomah, yang ikut menemui, kepada surya.co.id.

Sekadar mengingatkan, nama Ponari, anak kecil yang masih duduk di kelas tiga SDN Balongsari, Kecamatan Megaluh, dikabarkan Ponari menemukan batu 'ajaib'.

Batu itu ditemukan saat dia ada geledek menyambar, tak jauh dari dirinya berdiri. Itu terjadi awal 2019.

Batu yang ditemukan Ponari itulah yang kemudian dianggap keramat dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Caranya, batu dicelupkan ke air oleh tangan Ponari, kemudian air tersebut diusapkan ke bagian badan yang sakit.

Kabar tersebut cepat menyebar, dan ribuan warga setiap hari berdatangan dari penjuru Indonesia, ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan.

Ponari yang saat itu masih usia 10 tahun, digendong kerabatnya, Waris, agar bisa mencelupkan batu ke ratusan gelas yang dibawa pasiennya.

Seiring berjalannya waktu, pasien Ponari berangsur menyusut. Meskipun sampai sekarang masih ada saja yang datang ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan dengan batu yang dianggap bertuah tersebut.

Di luar itu, dari kiprah Ponari sebagai dukun cilik tersebut, bisa mengangkat taraf ekonomi keluarganya.

Sebab, setiap 'pasien' yang datang, selalu memasukkan uang ke kotak yang disediakan, secara suka rela.

Selain itu, dari banyaknya warga yang datang, warga setempat juga kecipratan rezeki.

Puluhan lapak pedagang makan dan minuman bermunculan, serta usaha parkir yang dikelola pemuda setempat.

Konon saat itu, uang yang beredar di desa setempat, bisa mencapai ratusan juta setiap hari. Terutama jika hari Jumat, Sabtu dan Minggu.(sutono/Tribunjatim.com)

Berita Terkini