"Paling besok dimakamkan. Nunggu keluarga, di makamkan di daerah rumahnya," pungkasnya.
Anak pertama BW, WAN yang duduk di kursi kayu panjang berwarna putih ditemani istrinya itu tampak tertunduk dan bungkam seribu bahasa.
Sesaat jenazah bapaknya mulai dipindahkan ke mobil ambulan, ia lantas beranjak, lalu mendekati pintu masuk kamar mayat.
• Sejak Awal Januari, Polisi Tulungagung Ringkus 35 Orang Tersangka Narkoba, 4 di Antaranya Pengedar
• Kisah Sedih Anik Ismawati, Penderita Kanker Payudara Tinggal di Kontrakan Kecil Sidotopo Surabaya
Tak banyak yang bisa ia lakukan, semua urusan administrasi di kamar mayat telah dirampungkan oleh tantenya, HM.
WAN hanya bisa berdiri dan menatap dalam-dalam ke arah jenazah bapaknya masih dibuntal kain penutup berwarna coklat.
Tatapan itu seolah menjelaskan kesedihan yang teramat dalam.
Namun, WAN lebih memilih diam.
Saat ditemui wartawan TribunJatim.com, WAN sangat irit bicara.
"Iya sakit tiga bulan," celetuknya singkat seraya mengangguk beberapa kali, dengan sorotan mata yang tetap terpaku pada jenazah bapaknya terbaring.
Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Elma Gloria Stevani