Penemuan Lain
Hasil temuan di atas yang menyebutkan Indonesia disebut sebagai satu di antara titik awal penelitian.
Selain itu, dalam penelitiannya, Profesor Lipsitch juga menyebutkan bahwa negara yang telah mendeteksi kasus virus corona seperti Thailand, juga kemungkinan masih memiliki banyak kasus yang tidak berhasil dideteksi.
"Semakin saya mendalami ini, saya juga menemukan bahwa bahkan Singapura yang memiliki frekuensi deteksi paling tinggi dibandingkan negara lain, menemukan lebih banyak kasus dari yang kami duga," tambahnya.
Profesor Lipsitch mengatakan bahwa Singapura juga menemukan masih banyaknya kasus yang terlewat karena tidak dapat dideteksi.
Misalnya seperti kasus awal COVID-19 yang masih di tahap introduksi atau belum menunjukkan gejala.
"Jadi, adanya kasus yang terlewat bukanlah penghinaan karena setiap negara mungkin saja mengalaminya. Ini hanyalah sebuah peringatan atau alarm," ungkap Profesor Lipsitch.
Ia mengungkapkan kondisi ini patut diwaspadai dan tanggapi.
"Seperti apa yang saya katakan ke banyak orang, fungsi dari Public Health adalah untuk menemukan potensi masalah dan memperingatkan pihak yang mungkin akan terkena dampaknya," tuturnya.
"Tidak berarti potensi masalah selalu akan menjadi kenyataan, tapi sudah sepatutnya kita memberi 'alarm'," tambahnya, dikutip dari YouTube channel Nadhira Afifa via Kompas.com.
• VIRAL VIDEO Pria Diamuk Keluarga Pengantin Wanita, Dihajar hingga Babak Belur, Istri Pertama Muncul
Latar belakang penelitian Dalam wawancara tersebut, Profesor Lipsitch mengungkapkan bahwa saat ini, dunia cenderung fokus pada kasus-kasus dari luar, atau exported cases.
Tetapi juga fokus pada transmisi virus ini secara lokal.
"Sebab, diyakini bahwa data dari China menggambarkan jumlah keseluruhan kasus yang sebenarnya tersebar di dunia. Jadi, kita berharap pada semua negara untuk mendeteksi kasus secara efektif dan menyimpulkan apa yang terjadi di China," kata Profesor Lipsitch.
Menurutnya, tujuan dari penelitian yang ia lakukan adalah untuk melihat apakah kasus yang sudah terdeteksi benar-benar telah menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya terjadi.
Atas dasar tujuan tersebut, pada penelitiannya, dihitung hubungan statistik antara jumlah pengunjung ke sebuah negara dengan jumlah kasus yang terdeteksi.