Kisah Usaha Travel Umrah di Surabaya, Pilih 'Banting Stir' Jualan Baju Muslim di Tengah Wabah Corona

Penulis: Febrianto Ramadani
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu pegawai PT Ikhwan Berkah Sejahtera, Jalan Kanginan Nomor 61, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, menata kerudung yang akan dijual secara online, Sabtu siang (28/3/2020)

Kisah Usaha Travel Umrah di Surabaya, Pilih 'Banting Stir' Jualan Baju Muslim di Tengah Wabah Corona

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wabah virus corona atau Covid 19 menjadi isu utama yang menyorot perhatian global dalam beberapa pekan terakhir.

Selain memakan korban dalam jumlah banyak, berbagai sektor dari penjuru dunia terancam kolaps lantaran pemerintah menghimbau untuk menunda semua aktivitas, sampai pemberitahuan lebih lanjut. 

Namun, salah satu pelaku usaha di Kota Surabaya, PT Ikhwan Berkah Sejahtera, berputar otak demi bertahan ditengah pandemi virus corona. Yaitu, dengan menjual pakaian muslim.

Usaha Nyeleneh Pria Madura Bikin Polisi Menciduknya di Rumah, Jumlah Temuan Barangnya Tak Terduga

Temukan 25 Tempat Usaha Langgar Jam Operasional, Polresta Malang Kota Tertibkan Warga Berkerumun

Sejatinya, perusahaan tersebut dikenal dengan usaha di bidang Tour and Travel Umrah Haji Plus.

Pemilik Perusahaan PT Ikhwan Berkah Sejahtera, Echwan Siswadi, menuturkan, banyak perusahaan travel umrah dan haji  yang tidak memiliki bisnis lain pasti akan mengalami kolaps. Hal ini dikarenakan perusahaan itu hanya mengandalkan penghasilan dari sisi perjalanan umrah.

"Sebagian besar travel umrah hanya berfokus pada di umrah. Tidak di wisata yang lainnya. Seperti wisata domestik dan tujuan di tempat lain. Untuk travel haji, kemungkinannya bisa diteruskan atau bisa dibatalkan. Tergantung perkembangan situasi terkini," tuturnya,  saat ditemui di kantor, Jalan Kanginan Nomor 61, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Sabtu siang (28/3/2020).

Apalagi, Mekkah dan Madinah telah memberlakukan jam malam. Beberapa tempat sakral juga ditutup. Echwan berpendapat, jika situasi tersebut diberlakukan sampai bulan Ramadhan, peluang haji untuk dibuka kembali menjadi sangat kecil. 

"Dulu juga pernah tidak ada haji selama tiga tahun berturut turut. Kalau sudah demikian, mereka yang sudah menggeluti di bidang travel umroh dan haji akan mengalami kebangkrutan," keluhnya.

Saat ini, Echwan membelokkan strategi bisnisnya dari bisnis travel ke bisnis pakaian muslim atau garmen. Hal ini sebagai bentuk antisipasi Echwan agar perusahaan tersebut tetap ada aktivitas

"Kebetulan basic saya adalah garmen. Saya menekuni bidang ini 32 tahun. Setelah itu saya kembangkan bisnis umroh. Ketika bisnis umroh berhenti, saya tinggal membelokkan strategi saya ke garmen," ungkapnya.

Meskipun kondisi ekonomi akhir akhir ini tidak mengalami perubahan, Echwan optimis, ada peningkatan saat menjelang Bulan Idul Fitri atau Bulan Ramadhan.Meskipun jumlahnya tidak banyak.

"Saya pribadi menyikapinya, bisnis garmen dari sisi online. Karena orang masuk ke pusat perbelanjaan sudah dikurangi, serta banyak orang yang jarang keluar dari rumah," tuturnya.

Selain menggeluti bisnis garmen, Echwan juga menekuni bisnis property dan jual beli mobil. Baginya, aktivitas perusahaannya tetap berjalan seperti biasa.

"Saya tidak merumahkan karyawan saya.  Aktivitas tetap berjalan tinggal mengalihkan tugas dan jenis usahanya. Dan semua berjalan dengan baik," imbuhnya.

Halaman
12

Berita Terkini