Bolehkan Menjalankan Puasa Setelah Malam Nisfu Syaban? Berikut Pendapat dari Beberapa Ulama

Editor: Pipin Tri Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Penjelasan dari beberapa ulama terkait hukum menjalankan puasa setelah malam Nisfu Syaban.

TRIBUNJATIM.COM - Syaban merupakan salah satu bulan yang istimewa.

Tahun ini, malam Nisfu Syaban 1441 H jatuh pada malam ini, Rabu 8 April 2020.

Dikutip dari situs Nahdatul Ulama, sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadis, Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Syaban.

Pada bulan tersebut terdapat banyak keutamaan dan berbagai macam peristiwa penting terjadi pada bulan Syaban.

Tidak hanya itu, bulan Syaban juga memiliki malam yang istimewa dan penuh berkah, yaitu malam Nisfu Syaban.

Malam Nisfu Syaban diyakini sebagai malam pengampunan dan penuh keberkahan.

Niat dan Tata Cara Salat Tasbih di Malam Nisfu Syaban 1441 Hijriah, Jatuh Pada 8 April 2020

Doa-doa yang Sebaiknya Dilafalkan di Malam Nisfu Syaban, Jatuh Pada 8 April 2020

Dianjurkan pada malam pertengahan Syaban memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar.

Lalu, apakah boleh berpuasa setelah malam nisfu Syaban?

Apakah pada tanggal 16 Syaban dan seterusnya masih dianjurkan untuk berpuasa?

Terkait persoalan ini, ulama berbeda pendapat karena ada satu hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Syaban, dan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”

Banyak ulama yang melarang berpuasa setelah Nisfu Syaban, karena dianggap sebagai hari Syak (ragu) sebab bulan Ramadan akan tiba.

Hal ini karena dikhawatirkan orang yang puasa setelah Nisfu Syaban tidak sadar ketika bulan Ramadan telah tiba.

Ada pula ulama yang mengatakan, puasa setelah Nisfu Syaban dilarang agar umat muslim dapat menyiapkan tenaga dan kekuatan untuk berpuasa di bulan Ramadan.

Halaman
12

Berita Terkini