"Petugas terus melakukan patroli. Setiap ada kerumunan langsung dibubarkan. Tapi ternyata, sebagian masyarakat belum sadar. Setelah diobrak, mereka kembali lagi. Tetap berkerumun lagi," kata Sumardji.
Ya, jalanan di Sidoarjo juga terbilang masih ramai sepanjang waktu. Warung, tempat ngopi, tempat nongkrong, dan sebagainya terlihat masih banyak aktivitas.
Sebagian masyarakat seolah tidak peduli. Padahal, berkerumun atau bergerombol itulah yang menjadi penyebab terus bertambahnya pasien Covid-19 di Sidoarjo.
Sekarang ini, Polresta Sidoarjo juga sedang berusaha memaksimalkan posko relawan covid-19 yang tersebar di semua desa. Harapannya, petugas dan Relawan di semua posko bisa ikut melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Selain itu, petugas dan relawan posko juga harus bisa cepat mengatasi peristiwa yang terjadi. Seperti ada orang meninggal mendadak dan sebagainya, mereka yang berada di garda terdepan penolong.
"Makanya, semua posko kita beri APD berupa baju asmat, sepatu boat, termogun, sarung tangan, masker, helm dan pelindung mata. Agar mereka merasa aman saat bertindak," ujar kapolres.