Virus Corona di Jember

Minimnya Akses Internet, Tidak Semua Pelajar di Kabupaten Jember Jatim Bisa Ikut KBM Daring

Penulis: Sri Wahyunik
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelajar MI Miftahul Ulum Desa Mulyorejo, Silo ketika datang ke lapangan sekolah untuk mengumpulkan tugas pada 6 April 2020 lalu.

Jadi ketika awal ada kebijakan itu, para murid masih masuk selama sehari di tanggal 16 Maret. Dalam kesempatan tatap muka itu, para guru dan murid membuat kesepakatan.

Para guru memberikan tugas sesuai dengan mata pelajaran, untuk semua murid kelas 1 sampai kelas 6. "Murid kemudian mengerjakan tugas itu selama di rumah," imbuh Nurul.

Kemudian saat mengumpulkan, setiap hari Senin, para murid ke sekolah lagi, tepatnya ke lapangan dekat sekolah. Mereka datang tetap berseragam, untuk mengumpulkan buku tugas. Mereka berkumpul sesuai kelas masing-masing. Tentunya para guru juga menerapkan aturan penjagaan jarak fisik pada masing-masing siswa.

"Kemarin waktu perpanjangan masa belajar di rumah pada tanggal 6 April, anak-anak masuk. Masuknya ya di lapangan untuk ngumpulkan tugas. Ketika itu, para guru memberikan tugas lagi selama masa perpanjangan sekolah di rumah ini," imbuh Nurul.

MI tersebut tetap menerapkan model seperti itu sampai di masa perpanjangan ketiga yang dimulai hari ini, Senin (20/4/2020). Pekan ini, 115 murid MI Miftahul Ulum hanya diberi tugas selama sepekan, karena akhir pekan ini sudah masuk Bulan Ramadan. MI itu, kata Nurul, mengikuti kalender akademik.

Awal bulan Ramadan, biasanya pelajar SD dan MI mendapatkan waktu libur selama 10 hari. Karenanya sekolah itu akan tetap menerapkan model pendidikan sesuai dengan kalender akademik tersebut.

"Nanti akan masuk lagi pada pekan kedua Puasa, sampai waktu libur Hari Raya Idul Fitri. Kami akan mengikuti kalender akademik untuk yang ini," pungkas Nurul.

Sulitnya akses internet juga dirasakan oleh wali murid SDN Curahtakir 03 Desa Curahtakir Kecamatan Tempurejo. SD ini berada di kawasan berbukit, dan berada di dalam kawasan perkebunan.

"Jaringan internet susah. Jadi tidak ada pembelajaran secara online," kata Suryanto, Kepala SDN Curahtakir 03 kepada Surya.

Karenanya para guru bersepakat melakukan pembelajaran jarak jauh model mereka. Saat pembelajaran jarak jauh pertama kali diterapkan, para guru langsung memberikan tugas secara tatap muka kepada para murid. Namun ketika terjadi tiga kali masa perpanjangan, para guru yang harus mendatangi para murid itu di lingkungan masing-masing.

"Seperti masa perpanjangan kedua dua pekan kemarin, ya para guru yang mendatangi murid-murid di lingkungan masing-masing. Beruntung rumah para murid ini berkelompok, nge-blok begitu. Jadi ketika guru datang, dikumpulkan di tempat siapa. Kemudian guru memberikan tugas sesuai kelas masing-masing siswa. Kami harus begitu, wong jaringan internet susah," kata Suryanto.

Kemudian pada waktu mengumpulkan tugas, para guru ada di sekolah dan ada perwakilan murid yang mengantarkan tugas tersebut ke sekolah.

"Hanya perwakilan murid yang ngumpulkan tugas. Tidak semua datang ke sekolah," imbuh Suryanto.

Ketika mulai ada pembelajaran lewat TVRI, Suryanto menuturkan, tidak semua murid juga bisa mengakses saluran televisi milik negara tersebut.

"Burek. Anak-anak sampai bingung juga. Sedangkan lewat youtube, atau link yang dikirimkan itu, jelas tidak mungkin. Susah membuka situs yang butuh jaringan bagus," imbuhnya.

Halaman
123

Berita Terkini