TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya dr Berkatnu Indrawan Janguk, dokter di RSUD Dr Soewandhie Surabaya.
dr Berkatnu Indrawan Janguk meninggal setelah terpapar virus Corona atau Covid-19, karena pasien yang ditanganinya berbohong.
Melalui akun instagram pribadinya, Khofifah menyampaikan duka cita dan juga penghargaannya pada dr Berkatnu Indrawan Janguk atas dedikasi terbaiknya selama berjuang melawan pandemi Covid-19.
“Selamat Jalan dr Berkatnu Indrawan Janguk, dokter di RSUD Dr Soewandhie Surabaya. Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, saya menyampaikan dukacita mendalam dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi dan pengorbanan kepada masyarakat Jawa Timur selama perang melawan Covid-19,” tulis Khofifah dalam akun instagram @khofifah.ip yang sudah bercentang biru pada Selasa (28/4/2020).
Ia berdoa agar tenaga medis yang gugur karena Covid-19 di Jawa Timur tidak bertambah dan penyebaran virus Corona di Jawa Timur bisa segera terhentikan.
Sebab sebelumnya terkonfirmasi ada sebanyak 46 tenaga medis di Jawa Timur yang terpapar covid-19 di Jawa Timur. Satu diantaranya perawat dari RS Siloam meninggal dunia dan disusul kemudian dokter dari RSUD Dr Soewandhie Surabaya.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menempatkan di tempat terbaikNya dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Aamiin. Terimakasih Pahlawan Medis,” tulis Khofifah.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dr Berkatnu Indrawan Janguk menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (27/4/2020) malam.
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, almarhum semasa hidupnya memang memiliki riwayat penyakit asma.
Kemudian tiga pekan lalu, sempat melakukan tes swab di RSUD Dr Soewandhie dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19.
"Pertama kali almarhum ambil swab itu tiga minggu lalu hasilnya positif, terus swab lagi negatif, kemudian swab lagi negatif. Tapi ternyata tubuhnya tidak bisa membentuk imun," kata Febria Rachmanita dalam keterangan resminya.
Beberapa hari terakhir saat dirawat di ICU, kondisi almarhum membaik. Diduga, terjadi pembengkakan pada jantung.
Almarhum merupakan dokter yang menangani pasien Covid-19 di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
Beberapa waktu lalu, sempat menangani pasien asal Pemalang yang kebetulan tidak mengaku jika terkena virus Corona. Imbasnya, almarhum akhirnya ikut terpapar Covid-19.
Perempuan yang akrab disapa Feny itu mengatakan, pihaknya berharap tak ada lagi tenaga medis yang terpapar virus Corona.
"Meskipun mereka menggunakan APD lengkap, tapi saya harap tidak ada lagi pejuang medis yang terpapar hingga meninggal,” beber Feny.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau.
Seorang tenaga medis di salah satu rumah sakit di Kabupaten Pelalawan, Riau berinisial AS positif terjangkit virus Corona ( Covid-19 ).
Ia tertular seusai mengobati dua orang pasien Corona yang tak jujur saat memberikan keterangan.
Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), pasien yang sempat bepergian ke Jakarta itu mengaku tak memiliki riwayat perjalanan dari zona merah Covid-19.
Sehingga petugas kesehatan, termasuk AS, melayani pasien dengan protokol standar bukan penanganan corona.
"Dia kontak erat dengan pasien positif Covid-19, yakni RBT dan JG yang didapat dari hasil tracking," kata Juru Bicara Tim Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi.
AS akhirnya terkonfirmasi positif corona dan tercatat sebagai pasien ke-18 lantaran ketidakjujuran pasien tersebut.
"Oleh karena itu, kami meminta masyarakat yang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk jujur, kooperatif, dan memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya ketika dimintai keterangan medis karena ketidakjujuran dapat berakibat fatal," kata Yovi.
Ilustrasi Virus Corona (Stocktrek Images/Getty Images)
Kejadian lain ada di Purwodadi.
Seorang pasien berusia 47 tahun berbohong tak pernah ke luar negeri dan ke daerah zona merah Covid-19.
Padahal kenyataannya, ia baru saja pulang dari luar negeri dan bahkan sempat berkunjung ke Yogyakarta.
"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja. Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi," kata Wakil Direktur dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi Titik Wahyuningsih.
Pasien sempat diambil sampel lendir tenggoroannya untuk diperiksa.
Hasilnya positif Covid-19.
Akibatnya,sejumlah pegawai dari tenaga medis hingga tenaga kebersihan menjalani rapid test.
"Ada 76 orang yang sempat kontak langsung dengan pasien itu mulai tanggal 24 sampai 30 Maret. Mereka ini akan kita rapid test. Diantaranya petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," ungkap dia.