John DiPietro, pemilik properti dekat lokasi tersebut, mengatakan, dia telah mengamati aktivitas yang dilakukan pihak terkait terhadap mayat-mayat itu.
Mayat itu disimpan di truk setidaknya beberapa minggu selama pandemi virus Corona.
"Anda tidak menghormati orang mati dengan cara itu. Itu bisa saja ayahku, kakakku,” katanya.
"Anda tidak melakukan itu pada orang mati."
Penanganan oleh Pemerintah
Presiden Borough Brooklyn Eric Adams juga ada di tempat itu, tetapi tidak dapat mengonfirmasi detail tentang penyimpanan mayat-mayat tersebut.
Adams mengatakan, kota itu perlu meningkatkan staf untuk "komite kematian" untuk menangani kasus kematian yang melonjak akibat virus corona.
"Kita perlu melibatkan direktur pemakaman, kamar mayat, (pemeriksa medis), pendeta ... ketika kau menemukan mayat di truk seperti ini di seluruh kota kita, memperlakukan mereka dengan cara yang tidak terhormat, itu tidak dapat diterima." ungkapnya dikutip TribunJatim.com dari sumber sama via Kompas.com, (30/4/2020).
Polisi memanggil Departemen Kesehatan negara bagian tersebut.
Alasan Tak Dimasukkan ke Truk dengan Pendingin
Seorang juru bicara di agensi mengatakan, departemen itu secara aktif mencari sumber masalah ini, tetapi tidak bisa berkomentar lebih lanjut.
Sumber kepolisian mengatakan bahwa selain dua mayat yang diangkut dalam U-Hauls, fasilitas itu memiliki dua truk berpendingin yang juga menyimpan mayat dan truk kotak ketiga berisi peti mati.
Rumah duka mengatakan kepada petugas bahwa mayat-mayat itu seharusnya sudah dikirim ke krematorium, tetapi mayat-mayat itu tidak diambil dan dibawa untuk dikremasi.
Mayat mulai disimpan di truk setelah freezer perusahaan berhenti bekerja dengan benar, kata seorang pejabat anonim kepada New York Times.
Pemilik persediaan Pemco, pemasok alat dapur di dekat rumah duka, menyebut situasi itu merupakan "bencana".