Kepala Departemen Kesehatan Australia Utara, Dr Hugh Heggie, secara terpisah mengatakan penduduk Aborigin biasanya memiliki risiko tinggi terkena wabah penyakit.
• 8 Vaksin yang Tengah Dikembangkan Peneliti untuk Tangani Covid-19, Ciptakan Antibodi Lawan Corona
Menurut Dr Heggie, kontrol perbatasan yang ketat, pembatasan pergerakan penduduk ke komunitas terpencil, karantina wajib dan menjaga jarak, terbukti sangat efektif dalam memperlambat penyebaran virus Corona di Australia Utara.
Tapi yang terpenting, kata Dr Heggie, yaitu tidak terjadinya kasus penularan komunal Covid-19 di Australia Utara.
Artinya, seluruh kasus yang ada merupakan kasus dari luar.
Aspek lainnya, menurut Paterson, yaitu pesan-pesan mengenai Covid-19 diterima dengan baik oleh penduduk Aborigin, karena dibuat oleh petugas kesehatan dan organisasi warga Aborigin sendiri.
Mengungkap keterbelakangan
Pandemi Covid-19 menurut Paterson telah mengungkap kondisi keterbelakangan warga Aborigin di Australia, khususnya di wilayah pedalaman.
Di antaranya, pasokan listrik yang tidak memadai, kerawanan pangan, masalah kesehatan lingkungan, dan kekurangan petugas tenaga kesehatan.
Hal itu dibenarkan oleh Olga Havnen dari salah satu layanan kesehatan Aborigin, Danila Dilba Health Service.
• Deretan Fenomena Langit di Bulan Mei 2020, Ada yang Terjadi di Kabah Tapi Bisa Dilihat di Indonesia
Menurut Havnen, masalah mendasar seperti buruknya lingkungan perumahan suku Aborigin akan menambah risiko, dan kemungkinan penyebaran pandemi di masyarakat Aborigin perkotaan serta pedalaman.
Layanan kesehatan bagi suku Aborigin di Australia sangat bergantung pada asuransi kesehatan pemerintah, Medicare, untuk membiayai klinik, peralatan, obat-obatan, dan petugas medis.
Komunitas dengan penduduk sekitar 2.500-3.000 orang ini, kata Havnen, dilayani oleh klinik yang kekurangan tenaga medis.
Dokter yang berasal dari perkotaan sudah tidak bisa kembali ke klinik tersebut karena adanya pembatasan.
Semua perjalanan yang tidak penting ke 76 kelompok komunitas Aborigin di Australia Utara telah dilarang, dan adanya kewajiban isolasi 14 hari berlaku untuk penduduk setempat yang ingin kembali dari perkotaan.
Havnen memperingatkan agar pelonggaran pembatasan ini dilakukan secara perlahan dan hati-hati.