Virus Corona di Indonesia

Sosok Mualaf Koh Steven, Orang Kaya yang Sumbang Miliaran Rupiah saat Corona: Harta Hanya Titipan

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Mualaf Center Indonesia Steven Indra Widowo saat melakukan sesi wawancara di kediamannya, di Bandung, Minggu (17/5/2020). Steven menjual harta kekayaannya untuk membantu tenaga medis dalam perjuangannya memerangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Padahal dengan sedikitnya harta, maka sedikit pula yang dihisab pada hari akhir nanti.

"Saya memilih mengembalikan (harta) ini dengan cara yang baik. Momennya sekarang lagi bagus, karena cepat atau lambat (harta) itu akan kembali. Apalagi kelak Allah akan minta pertanggungjawaban," ujar Steven saat ditemui Tribun di Cisitu, Kota Bandung, Minggu (17/5) lalu.

Total uang yang terkumpul dari penjualan hartanya itu mencapai Rp 12 miliar.

Semua uang itu dipakai untuk memproduksi 48 ribu pakaian hazmat yang dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

150 ribu masker, 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 yang berlapis tujuh dan sisanya masker medis biasa yang tiga lapis.

"Kami juga sumbang hazmat ke tempat-tempat pemakaman umum, khususnya untuk para petugas yang turut memakamkan korban korona yang meninggal. Kami hanya memfasilitasi bantuan untuk fasilitas kesehatan, dokter, dan perawat yang resmi," ujarnya.

Ancaman Serius Hotman Paris pada Putrinya Felicia Hutapea, Dihapus dari Daftar Warisan, Mengapa?

Ibu Bocah Penjual Jalangkote Syok Lihat Video Putranya Dibully dan Dipukuli, Teriak Sambil Menangis

Menurut Koh Steven, ia paham betul dalam membuat hazmat saat ia bekerja di salah satu perusahaan di Singapura.

Saat itu, perusahaannya mendapatkan order untuk membuat pakaian hazmat dari WHO.

Akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk membuat pakaian hazmat pada Januari 2020.

Ia pun mengira pakaian hazmat tersebut untuk menangani virus seperti MERS.

Tapi setelah bertemu dengan pihak WHO barulah dijelaskan jika pakaian tersebut untuk pakaian alat pelindung diri dari virus Corona Covid-19.

Untuk bahan hazmat, Koh Steven mengimpor dari Jepang, sedangkan mesinnya ia impor dari Tiongkok.

Koh Steven kemudian belajar dari teman-teman di WHO tentang caranya sanitizing, sterilisasi, dan bagaimana memasukkannya ke dalam bahan.

Terus ia belajar tentang berbagai jenis UV.

Kini, ada 70 lebih penjahit yang membantu memproduksi ribuan hazmat.

Halaman
123

Berita Terkini