Virus Corona di Pasuruan

Curhat Guru di Pasuruan Rindu Masuk Sekolah Lagi, Terima Konsekuensi Jika Kembali Normal: Kami Siap

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SDN 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020).

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Menjelang penerapan new normal di sejumlah sektor, memang ada wacana bahwa pendidikan akan kembali normal.

Jadi aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan diberlakukan kembali setelah selama ini dilaksanakan di rumah atau secara online.

Vinsensia Niken Devi Intan Sari, salah satu guru di Pasuruan mengatakan, new normal untuk sekolah memang ada dua wacana, yakni tahun ajaran baru tetap dimulai Juni namun tatap muka ditunda sampai aman.

"Satu lagi tetap tatap muka akan dilakukan dengan mengacu protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19," kata Niken, sapaan akrabnya, Jumat (5/6/2020).

Reaksi Ortu Siswa di Banyuwangi Soal Rencana Sekolah Dibuka Lagi, Pilih Anak Bolos Ketimbang Masuk

Dia menilai, dua wacana itu sama-sama mengandung resiko. Jika tatap muka ditunda, kata dia, pembelajaran akan dilakukan secara daring atau online.

"Terus terang sebagai guru saya masih berpikir bahwa sosialisasi tatap muka itu sangat penting. Selama tiga bulan, memberikan materi online rasanya hambar tidak bisa mendampingi murid satu persatu secara personal," sambung dia.

Ia menyebut, yang paham karakter belajar murid adalah guru. Ia mengatakan, hal itu terbukti ketika pembelajaran daring, orang tua juga merasa kesulitan mendampingi anaknya, dan memang itu salah satu tugas guru selama ini.

Niken menjelaskan, sekolah tempat dia bekerja, sudah membuat rancangan masuk sekolah dengan protokol ketat. Mulai pintu gerbang sudah wajib cek suhu, wajib masker dan cuci tangan pakai sabun.

Foto Asli Pernikahan Didi Kempot & Yan Vellia Diekspos, Si Istri Kedua Didampingi Ortu: Merindukan

Mantan Bos Intelijen Rahasia Pegang Bukti Virus Corona Rekayasa, Kuak 1 Kesalahan China: Warganya

"Sistem kelasnya pun secara bergelombang untuk tetap memberi pedoman jaga jarak aman bagi murid. Ini akan kami terapkan semisal memang sudah ada edaran resmi dari pemerintah," jelas dia.

Ia mengaku, sebagai warga negara yang baik, guru juga harus patuh terhadap aturan dari pemerintah. Namun sejujurnya, ia sangat rindu dan menginginkan untuk segera sekolah.

"Tidak hanya kami para guru tapi juga murid dan orang tua. Karena pendidikan daring belum mampu menggantikan tatap muka," sambungnya.

Ia menyebut, guru harus hadir nyata, bukan hadir secara virtual. Hadir nyata, bisa mengajari anak bersosialisasi, mengelola persoalan, menguji karakter diri, dan lainnya.

203 Siswa SMP Muhammadiyah GKB Ikuti Wisuda Virtual, Kepala Sekolah Imbau Petik Hikmah Covid-19

"Itu bisa didapat dengan bersekolah tatap muka," urainya.

Hal yang sama juga disampaikan Any Sulistyawati. Perempuan yang berprofesi sebagai guru di Pasuruan ini juga mengaku rindu dengan aktivitas KBM di sekolah. Menurutnya, hal yang sama juga dirasakan oleh para siswa.

"Dua bulan lalu, banyak siswa yang curhat ke saya. Intinya mereka mau sekolah. Mereka tidak ingin di rumah. Karena mereka susah menerima materi pelajaran jika belajar di rumah," jelas dia.

Halaman
12

Berita Terkini