TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Sejumlah proyek penanganan kemacetan di Kabupaten Sidoarjo sudah masuk proyek strategis nasional. Seperti pembangunan fly over Gedangan, fly over Aloha, perluasan jalur Lingkar Timur, frontage road, dan akses tol menuju Puspa Agro.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo Bahrul Amig, tahun 2021 mendatang bakal mulai action alias pengerjaan. Seperti pembebasan lahan atau aktivitas lain terkait proyek-proyek strategis itu.
"Beberapa proyek itu masuk proyek strategis nasional, sebagaimana Perpres 80 tahun 2019. Nanti tahun 2021 mulai action," ujar Amig, Kamis (18/6/2020).
Jembatan layang Gedangan memang sangat diperlukan untuk mengatasi macet yang saban hari terjadi. Demikian halnya layang Aloha, dan frontage road.
"Frontage road di Waru, frontagr Jalan Juanda, dan perluasan jalur Lingkar Timur juga akan mendapat kucuran dana dari APBN. Selain itu, ada juga rencana membuka pintu tol atau memberi akses tol menuju Puspa Agro," urainya.
Kemungkinan, jika dibuka exit tol, akan ditempatkan di Desa Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono. Karena ruas jalan tol yang melintasi desa itu terbilang paling dekat dengan Puspa Agro.
• Kabar Terbaru Bintang, Begini Nasib Bayi Lina Jubaedah Diurus Teddy: Saya Titip ke Bibi
• Dipinjami Motor, SPG Freelance ini Malah Gadaikan Motor Teman, Lihat Nasibnya Kini
• Terkuak Obrolan Pacar Wanita yang Mayatnya di Kardus & Pembunuh, Pelaku Bohong: Dijemput Orang Lain
Dan tentu saja, masih kata Amig, juga perlu penataan jalan kolektor. Seperti perempatan Dungus, Kletek dan sebagainya sebagai antisipasi kemacetan ketika akses tol dibuka di sana.
"Sejumlah atensi dari pemerintah pusat itu sangat menguntungkan Sidoarjo. Namun di sisi lain, kita di Sidoarjo juga harus melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatasi kemacetan," sebutnya.
Dishub Sidoarjo sendiri mengaku sudah memetakan berbagai ruas jalan dan potensinya. Yang langganan macet, rawan kecelakaan, berpotensi macet, serta beberapa potensi lain.
Seperti daerah Tulangan, Krembung, dan beberapa jalur lain yang akhir-akhir ini semakin padat volumenya. "Kita juga petakan persimpangan-persimpangan jalan yang rawan macet, tikungan kurang lebar, dan sejumlah potensi lain," katanya.
Pemataan itulah yang akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan. Termasuk kebijakan pelebaran jalan, radius tikung, penataan perempatan dan sebagainya.(ufi/Tribunjatim.com)