Demo Mahasiswa Unidha Kota Malang

Mahasiswa Unidha Kota Malang Demo Curhat Orang Tua Kena PHK, Minta Bantuan ke Pemda Tak Ada Hasil

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aliansi Mahasiswa Universitas Wisnuwadhana Malang menggelar aksi demo kedua minta penurunan SPP 50 persen karena dampak pandemi Covid-19 pada pemasukan orang tua dan kuliah hanya daring, Kamis (2/7/2020).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Aliansi Mahasiswa Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Kota Malang melakukan aksi unjuk rasa, Kamis (2/7/2020)

Merasa terdampak wabah virus Corona ( Covid-19 ) mereka menuntut lima hal pada pihak kampus. 

Mulai dari potongan SPP sebesar 50 persen hingga meniadakan uang registrasi bimbingan skripsi.

Inikah Pesan Terakhir Aleesya untuk Laudya? Diposting Erra Fazira, Panggilan Khusus Bella Terekspos

Emosi Cewek Ditinggal Nikah Mantan, Hantam Mempelai Pria Sampai Nangis, Ending Malah Mengharukan

Ronald, koordinator aksi mengatakan, mereka pun telah minta bantuan ke Pemda masing-masing, namun belum ada hasil.

Sebenarnya, imbuh Ronald, dari kampus juga ada bantuan sembako, namun hanya untuk 800 mahasiswa.

Sedang untuk bantuan paket data belum diterima mahasiswa.

Pasutri Ini Dijambret Sepulang Kulakan di Bubutan, Surat Berharga dan Uang 800 Ribu Amblas

Daftar Harga iPhone Terbaru Juli 2020, Bocoran iPhone 12 Dijual Lebih Mahal dari iPhone 7 Plus

"Ada PTS-PTS di Malang sudah memberikan paket data. Juga ada yang memberikan potongan SPP langsung karena pandemi," jawabnya.

Karena perkuliahan daring, maka mahasiswa harus menyiapkan paket data sendiri.

Berapa kebutuhan paket data mahasiswa perbulan, Ronald menjawab tergantung operator telepon yang dipakai mahasiswa.

Ada yang murah Rp 50.000 per bulan.

Perkulihan daring di semua perguruan tinggi sejak pertengahan Maret 2020 lalu dan berlanjut sampai semester depan sesuai keputusan Mendikbud lalu.

Dikatakan dia, pemotongan SPP diinginkan karena ada orang tua yang jadi PHK.

Namun kebanyakan orang tua mahasiswa Unidha adalah pekerja sektor informal. Sehingga sangat terdampak pandemi.

"Biasanya pendapat tidak seberapa apalagi di masa pandemi Covid-19. Perekonomian menurun drastis bahkan Iumpuh total," katanya. Ini didukung dari riset yang dilakukan lewat daring maupun manual oleh mahasiswa.

Diberitakan sebelumnya, ini merupakan aksi kedua setelah aksi pertama pada 29 Juni 2020 lalu.

Halaman
12

Berita Terkini