Laporan Wartawan TribunJatim.com, Dya Ayu
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Adanya renegosiasi kontrak pemain dan pelatih klub Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 akan mulai diberlakukan pada bulan September mendatang, atau sebulan sebelum kompetisi dilanjutkan kembali.
Diharapkan, dengan adanya renegosiasi kontrak, klub dapat bertahan setelah sebelumnya tak ada pemasukan karena kompetisi dihentikan.
Di Arema FC, selain adanya pengurangan gaji pemain dan pelatih sebanyak 50 persen, juga akan ada pemangkasan bonus.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk meminimalisir kerugian klub akibat pandemi virus Corona ( Covid-19 ).
"Tetap ada bonus, tapi nanti secara nilai tidak seperti kondisi normal, jadi ada pemangkasan," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, Kamis (2/7/2020).
• Ini Kisaran Gaji yang Dikeluarkan Arema FC per Bulan untuk Pemain-Pelatih saat Kompetisi Bergulir
• Pelatih Kiper Arema FC Bocorkan Kondisi Terbaru Utam Rusdiana yang Baru Comeback seusai Lama Absen
Bonus tim biasanya diberikan ketika tim meraih kemenangan, khususnya saat laga tandang.
Tak hanya memangkas bonus, akan ada pengurangan dari segi fasilitas untuk pelatih dan pemain asing, yang selama ini untuk tempat tinggal difasilitasi manajemen.
"Untuk sewa tempat tinggal mungkin tidak semahal sebelumnya. Tapi kami pastikan, rumah tetap layak untuk ditempati dan kami juga melihat bagaimana harga pasarnya. Jadi tidak asal mangkas," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini nyaris semua klub merugi karena harus tetap membayar gaji pemain dan pelatih sebesar 25 persen dari kontrak awal sejak bulan Maret sampai Agustus.
• Berharap Liga 1 2020 Dilanjutkan Segera, Asisten Pelatih Arema FC: Sudah Sangat Lama Istirahat
• Libur Liga 1 2020 Terlalu Lama, Pelatih Persik Ibaratkan Persiapan Kompetisi Mulai dari Nol Lagi
Pemangkasan gaji dan bonus menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kerugian klub agar bisa kembali bangkit.
Apalagi secara pemasukan, klub tidak mendapat pemasukan sama sekali selama kompetisi dihentikan, kecuali dari subsidi klub.
Uang tiket dan sponsor yang biasanya menjadi pemasukan, juga tak ada.
Sehingga saat ini klub hanya berharap dari kantong pribadi owner dan subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
Editor: Dwi Prastika
• Masih Buta Arah, Pelatih Persela Lamongan Minta Kejelasan Wacana Aturan Pemain Muda di Liga 1 2020
• Persebaya Tak Setuju Liga 1 2020 Dilanjutkan, Azrul Nilai Kompetisi Tak Layak Digelar saat Pandemi