Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rifki Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pasar menjadi tempat yang kini jadi fokus Pemerintah Kota Malang agar tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 ( virus Corona ).
Hingga kini, belum ada kasus Covid-19 yang ditemukan di pasar tradisional di Kota Malang, meski setiap harinya dipadati oleh masyarakat.
Seperti halnya di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang yang kini telah ditetapkan sebagai pasar tangguh oleh Pemerintah Kota Malang.
Pasar berstandar SNI tersebut ditetapkan sebagai pasar tangguh, lantaran telah menerapkan dengan baik protokol kesehatan dan aturan dari pemerintah.
Oleh karenanya, Pasar Oro-Oro Dowo diharapkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang menjadi pilot project pasar tangguh lain di Kota Malang.
"Saat ini pasar tangguh masih Pasar Oro-Oro Dowo. Kini kami sedang mempersiapkan Pasar Bunul, dan Pasar Klojen yang jadi pasar tangguh," ucap Kepala Diskoperindag Kota Malang, Wahyu Setianto, Sabtu (4/7/2020).
• Wacana Bandara Abdulrachman Saleh Jadi Bandara Internasional, Bupati Malang Sanusi Serahkan ke Pusat
• Jelang Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020, 1000 Pengawas dan Panitia UB Malang Jalani Rapid Test
Wahyu Setianto menyampaikan, syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh pasar tangguh salah satunya harus menerapkan prosedur prokotol kesehatan pencegahan Covid-19.
Seperti memiliki bilik sico, wastafel, dan thermo gun.
Pedagang pasar harus mengenakan masker, face shield, dan memakai sarung tangan.
Serta terdapat pembatas jarak antara pedagang yang satu dengan yang lain.
• 70 Persen Warga Jawa Timur Tak Pakai Masker, Kapolresta Malang Kota Sebut Perlu Ada Sanksi
• Tak Mau Ada Klaster Covid-19 saat UTBK SBMPTN 2020 Malang, Sutiaji Serahkan pada Gugus Tugas PTN
"Pembatasanya seperti plastik itu. Biar antara pembeli dan pedagang tidak kontak langsung. Termasuk ada tempat untuk uang khusus biar transaksinya tidak langsung dari tangan ke tangan," ucapnya.
Dari 26 pasar tradisional di Kota Malang, Wahyu Setianto menyampaikan, ada tiga pasar yang sulit untuk dijadikan pasar tangguh.
Tiga pasar tersebut di antaranya ialah Pasar Kebalen, Pasar Blimbing, dan Pasar Induk Gadang.
Dia mencontohkan, seperti di Pasar Kebalen, pedagang yang berjualan kebanyakan merupakan pedagang kaki lima (PKL).
Mereka berjualan di jalan raya yang membuat kondisi di dalam pasar menjadi sepi.
• Biar Tak Bosan, Pasien Covid-19 Malang yang Isolasi di Gedung Pemprov Dapat Treatment, Apa Saja?
• 10 Besar Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tertinggi, Jawa Timur Teratas
Begitu juga di Pasar Blimbing yang kata Wahyu Setianto kondisinya cukup padat.
"Saya kira 23 pasar yang lain bisa jadi pasar tangguh asalkan dilakukan secara bertahap," ucapnya.
Di sisi lain, dengan adanya pasar-pasar yang telah direvitalisasi di Kota Malang juga bisa menjadi pasar tangguh.
Pasar-pasar itulah yang nantinya dijadikan project pasar tangguh karena lebih mudah diatur.
• BPBD Kota Batu Persiapkan Diri Hadapi Musim Kemarau, Ancaman Angin Kencang hingga Kebakaran Lahan
• Pemkab Malang Buka Wacana Pintu Masuk TNBTS Dipindah ke Jemplang, Bupati Sanusi Beber Alasannya
Meski di pasar tradisional lain yang belum direvitalisasi, protokol kesehatan telah dilakukan walaupun belum berjalan secara maksimal.
"Dengan adanya pasar tangguh ini jadi tantangan kami, pedagang dan pengunjung agar lebih tertib lagi. Dan kami juga akan menyiapkan alat-alat seperti APD agar bisa berjalan lebih maksimal," tandasnya.
Editor: Dwi Prastika