TRIBUNJATIM.COM- Inilah kisah terkait kawin tangkap di Sumba.
Sampai bikin geger.
Simak selengkapnya!
Praktik kawin tangkap menggemparkan publik dan mendapat kecaman dari sejumlah pegiat perempuan.
Praktik kawin tangkap dinilai kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan mengatasnamakan budaya.
Praktik itu berbentuk penculikan untuk perkawinan.
Citra, perempuan yang sempat akan menjadi korban kawin tangkap, menceritakan kisah pilunya itu.
Dia menjerit dan meronta-ronta untuk melepaskan diri.
Simak kisah Citra selengkapnya di bawah ini!
Pejabat pemerintah daerah Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ), menandatangani kesepakatan menolak praktik kawin tangkap.
Hal itu dilakukan demi meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
Kesepakatan itu dibuat setelah muncul video viral pada akhir Juni lalu yang memperlihatkan seorang perempuan di Pulau Sumba dibawa secara paksa oleh sekelompok pria dalam sebuah praktik yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan kawin tangkap, atau penculikan untuk perkawinan.
Menanggapi video itu, pemerintah melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menyatakan prihatin.
Dia kemudian berkunjung ke Sumba pada pekan lalu untuk membahas permasalahan praktik itu, yang ia sebut sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan mengatasnamakan budaya.
• Kisah Pernikahan Berakhir Pilu, Sang Ibu Ngamuk & Hentikan Acara: Setop, Mempelai Wanita Nangis
• Iba Bupati Lumajang Bela Hak Tanah Warga Malah Dipolisikan, Istri Salim Kancil: Gak Akan Jual Tanah
Sejumlah pegiat perempuan mendorong pemerintah daerah untuk tegas menanggapi praktik 'kawin tangkap'.