Demi Normalisasi Sungai, Puluhan Bangunan di Tepi Sungai di Sidoarjo Dirobohkan

Penulis: M Taufik
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan bangunan di pinggir sungai Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo rata dengan tanah setelah dibongkar petugas, Selasa (14/7/2020)

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Puluhan bangunan di pinggir sungai Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo dirobohkan, Selasa (14/7/2020).

Terhitung ada 23 bangunan yang diporak-porandakan menggunakan eksavator. Termasuk gedung KUD Mina Dwi Samudra dan bangunan lain di sepanjang sungai tersebut.

Pembongkaran berbagai tempat usaha dan hunian itu untuk kepentingan peningkatan jalan dan normalisasi sungai. Supaya kawasan itu tidak terus-terusan menjadi langganan banjir.

Berencana Bangun Gedung 7 Lantai pada 2021, Pemkab Sidoarjo Siapkan Anggaran Rp 100 Miliar

Cak Nur Mantab Gandeng Mimik Idayana di Pilkada Sidoarjo 2020, Akui Tetap Tunggu Rekomendasi Partai

Bawaslu Sidoarjo Panggil Pasangan Calon Bupati Independen, Terkait Ini. . .

"Sebelumnya kami telah beberapa kali mensosialisasikan ini kepada warga. Sehingga seluruh pemilik bangunan paham dengan kegiatan penertiban ini," kata Camat Tanggulangin Sabino Mariano.

Sebelum pembongkaran dilakukan, para pemilik bangunan sudah mengevakuasi barang-barang mereka. Bahkan ada yang membongkar sendiri bangunannya agar bisa memanfaatkan barang yang masih bisa dipakai.

Menurut Sabino, program setelah bangunan-bangunan itu rata dengan tanah, proyek pembangunan jalan di sana bakal langsung dikerjakan.

Setelah jalan selesai digarap oleh PU Bina Marga dan Sumber Daya Air selanjutnya normalisasi sungai dilakukan. Agar banjir tidak lagi merendam kawasan tersebut.

"Tahun ini wilayah Kedungbanteng terendam banjir cukup lama. Dan upaya normalisasi sungai memang terkendala bangunan-bangunan tersebut," imbuhnya.

Sementara itu Plt Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga Sidoarjo Moedjiono mengatakan, proyek peningkatan jalan di Desa Kedungbanteng​ ini sepanjang 330 meter dengan lebar 5 meter.

"Proyek jalan dilaksanakan terlebih dahulu dengan dibeton baru menyusul Bidang Irigasi dan Pematusan melakukan normalisasi sungai," kata Moedjiono.

Sejatinya bangunan-bangunan liar ini akan ditertibkan sebelum Hari Raya Idul Fitri lalu. Namun warga meminta agar pembongkaran dilakukan setelah lebaran, sehingga baru sekarang kegiatan dilakukan.

Terpisah, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyebut bahwa penertiban bangunan-bangunan itu sudah lama direncanakan. Setelah melalui sosialisasi dan sebagainya, akhirnya berhasil dieksekusi.

"Jalan di sana dibangun dan sungainya juga dinormalisasi. Selain itu, kami juga menunggu rekomendasi dari ITS, apa saja yang mesti kita lakukan untuk mengatasi banjir di kawasan itu," urainya.

Ya, awal tahun lalu banjir di Kedungbanteng dan Banjarasri bertahan sampai sekira tiga bulan. Kemudian beberapa waktu lalu, banjir kembali datang. Meski tidak sampai berbulan-bulan, air menggenang cukup lama di sana.

Berita Terkini