Berita Viral

Nasib Pilu Janda 5 Anak di Jombang Dikarantina karena Covid-19, Dapat Bansos Setelah Kisahnya Viral

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Listi Nur Khafifah bersama anak terkecil dari Zulfadli Mursidah, saat menyampaikan keluhan kondisi keluarga kakaknya, dalam hearing di ruang rapat paripurna DPRD Jombang, Jawa Timur, Jumat (17/7/2020).

Tak ada kejelasan

Listi mengatakan, meski sudah satu bulan menjalani karantina, keluarga belum mendapatkan kejelasan kapan Zulfadli diperbolehkan pulang.

Hasil pemeriksaan swab Zulfadli juga tak kunjung keluar.

"Dulu masuk karantina karena waktu rapid test hanya reaktif. Positif atau negatif (swab), sampai sekarang kami belum tahu," ujar Listi saat dikonfirmasi Kompas.com (TribunJatim.com Network ) seusai hearing di DPRD Jombang.

Sejak Zulfadli dikarantina, kelima anaknya tinggal di rumah tanpa kehadiran orangtua. Mirisnya lagi, tidak ada bantuan sosial kepada kelima anak Zulfadli.

"Baru kemarin dapat (bansos), itu karena ramai di media. Kalau tidak ramai di media, kemungkinan sih anak-anak kakak saya enggak dapat apa-apa," ungkap dia.

Bantuan yang dimaksud Listi adalah bantuan khusus bagi keluarga pasien Corona, baik yang menjalani perawatan medis di rumah sakit ataupun pasien yang dikarantina.

Bantuan khusus untuk keluarga pasien Corona tersebut diluncurkan Bupati Jombang Mundjidah Wahab pada awal Juli 2020, di Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan.

Jumlah bansos yang diterima terdiri dari uang tunai sebesar Rp 1 juta serta beras 5 kilogram.

Richard Kyle dan Jessica Iskandar Saling Unfollow Akun IG, Kakak Jedar: Parasit Sangat Berbahaya

Viral Kakak Selamatkan Adik dari Serangan Anjing, Terima 90 Jahitan, Captain America: Kamu Pahlawan

Bersabar

Menanggapi keluhan pasien Covid-19 dan keluarga, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang meminta semua pihak bersabar dan saling memahami situasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Wahyu Sri Harini mengatakan, lambatnya pasien menerima hasil pemeriksaan swab karena tidak bisa serta-merta dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

Sesuai prosedur yang berlaku, hasil pemeriksaan swab yang dirilis harus sinkron dengan Balitbangkes Kementerian Kesehatan dan Pemprov Jatim.

"Jadi bukannya kami sengaja atau main-main. Keluhan pasien selalu kami tindak lanjuti dengan menanyakan langsung ke provinsi, tetapi sering kali jawabannya, 'Tunggu dulu, Bu, (hasilnya) belum keluar'," kata Wahyu.

Dijelaskan Wahyu, berdasarkan prosedur dari Kementerian Kesehatan yang belum direvisi, setiap pasien wajib diisolasi di rumah karantina meski terlihat dalam kondisi sehat.

Halaman
123

Berita Terkini