Rekomendasi IDI Surabaya Soal Rencana Sekolah Tatap Muka SMP: Didata Dulu Mana Siswa yang Komorbid

Penulis: Yusron Naufal Putra
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya memberikan masukan kepada Pemkot agar memikirkan pola sebelum memutuskan membuka kembali sekolah tatap muka SMP.

Dimana harus dilakukan identifikasi komorbid baik peserta didik maupun guru.

Ketua IDI Surabaya Brahmana Askandar mengatakan, pihaknya dalam rapat koordinasi yang dilakukan bersama Pemkot Surabaya sudah menyampaikan rekomendasi tersebut.

Biaya Pendidikan Naik: Terutama TK Swasta, Kota Malang Alami Inflasi 0,06 Persen Pada Juli 2020

PPP Maksimalkan Dukungan Politik Warga Malang Selatan untuk Sanusi-Didik

Ratusan Massa Aksi Damai Ngotot Buka Tempat Hiburan Malam, Pemkot Surabaya: Butuh Kajian Mendalam

"Mungkin bisa didata mana yang punya komorbid, mungkin tetap di rumah (belajar daring), yang tidak punya komorbid dan bersedia, mungkin bisa masuk," kata Brahmana.

Dia mengungkapkan, pentingnya hal tersebut. Sebab, dari catatan medis kasus Covid-19 hingga fatal itu mayoritas dipicu oleh adanya komorbid atau penyakit bawaan. Seperti Diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan sebagainya.

"Makanya harus diidentifikasi oleh pihak sekolah sebelum, kalau memang harus masuk," kata dia.

Pendataan sebagai bentuk identifikasi bahkan perlu dilakukan hingga para orang tua siswa yang memiliki komorbid.

Brahmana mengatakan, memang pihaknya hanya sekedar memberikan catatan dari sisi medis saja. Namun dia yakin, hal itu juga bakal dipertimbangkan.

Keputusan untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka di jenjang SMP di Surabaya memang belum bisa dipastikan.

Hingga saat ini Pemkot Surabaya masih terus melakukan kajian dan rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder. Sembari menyiapkan sekolah terkait protokol kesehatan jika keputusan itu direalisasikan.

Sementara itu, Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, Pemkot memang terus melakukan pembahasan bersama para pakar untuk melakukan kajian mendalam.

"Kita masih punya waktu untuk mempersiapkan diri," kata Irvan.

Berita Terkini