Namun, pihak diagnostik tidak dapat menemukan catatan pasien.
Melihat ada hal yang mengganjal, pihaknya kemudian melapor kepada polisi.
• Di Tengah Pandemi Corona, Pemberdayaan Wanita Permabudhi Ajak Wanita Buddhis Terus Berkreativitas
Pihak kepolisian mengatakan, mereka menerima keluhan dari laboratorium pengujian terkenal tentang daftar pemalsuan laporan tes Covid-19.
Kemudian kasus tersebut pun diproses di kantor polisi Hauz Khas.
Terdakwa lantas ditangkap pada hari Kamis.
• Anggota Satpol PP Pemkab Jember Meninggal Dunia, Terkonfirmasi Positif Covid-19
Wakil Komisaris Polisi Atul Kumar Thakur mengungkapkan kronologi pemalsuan laporan Covid-19 tersebut.
"Parashar merekomendasikan pasien untuk tes COVID-19 dan mengumpulkan sampel," kata Thakur.
"Dengan bantuan rekan terdakwa, Singh, dia biasa membuat laporan tes palsu dari pusat diagnostik terkenal atau laboratorium seperti yang diinginkan oleh pasien," lanjutnya.
Namun laporan tersebut sulit dibedakan karena dalam format yang sama.
"Karena laporan tersebut dalam format PDF di komputer dan dikirim vis WhatsApp, sulit untuk membedakan antara laporan palsu dan asli," ujar Thakur menambahkan.
• Berkas Kasus Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19 di RS Paru Surabaya Dinyatakan Lengkap
Parashar mengaku telah memberikan laporan tes Covid-19 palsu kepada lebih dari 75 pasien.
Semua laporannya tersebut menggunakan nama-nama pusat diagnostik seperti CRL Diagnostics Lab, Modern Diagnostic and Research Center, Dr P Bhasin Pathlabs (P) Ltd dan Prognosis Laboratories.
Ia juga mengaku telah memalsukan tes Covid-19 ini selama dua setengah bulan terakhir.
• Tempat Biliar di Kediri Nekat Buka di Tengah Pandemi Covid-19, Lihat Nasibnya Saat Satpol PP Tiba
Untuk mendapatkan la[oran tes palsu Covid-19 ini ia mematok dengan biaya 2400 rupee India atau sekira Rp 483 ribuan.
Polisi menjelaskan, tidak ada kriteria khusus untuk memutuskan negatif atau positif.