Dampak Covid-19, Mahasiswa IAIN Tulungagung Ini Berkreasi Dengan Shadow Box Light

Penulis: David Yohanes
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yusuf memamerkan tiga shadow box light yang belum dikirim ke pemesan.

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dengan teliti, Sa'ad Allam Yusuf Wirawan (22) memotong kertas yang digambari pola tertentu menggunakan cutter pen. Setiap bagian kemudian ditempelkan ulang di dalam sebuah bingkai kayu khusus yang dipesannya.

Dari potongan kertas itu, lahirlah seni shadow box light. Bingkai kayu itu seolah berubah menjadi kotak ilustrasi tiga dimensi. Bentuknya mengikuti pola yang sudah dibuat oleh Yusuf.

“Sebenarnya tidak selalu romantisme. Bisa juga tema horor, halloween misalnya,” ucap Yusuf, saat ditemui di tempat tinggalnya, lingkungan Masjid Al Hanafi, Kelurahan Bago, Tulungagung.

Pandemi virus Corona atau Covid-19 justru mendorong jiwa kreatif mahasiswa sementer 7 IAIN Tulungagung ini. Waktu luang selama pandemi dimanfaatkannya untuk mendalami shadow box light. Yusuf menyibukkan diri melayani pesanan dari berbagai daerah.

Menurut Yusuf, hasil kreasinya banyak dipakai untuk kado, baik ulang tahun, ulang tahun pernikahan, atau mengenang peristiwa istimewa seseorang. Sebelum pandemi, mahasiswa kelahiran Magetan ini kerja sampingan servis laptop . Namun saat pandemi, Yusuf kehilangan penghasilan karena tidak ada yang servis laptop.

Daftar Harga Mobil Bekas Honda Brio September 2020, City Car Kesayangan Anak Muda, Mulai Rp70 Jutaan

Rizki DA Benarkan Nadya Hamil? Balas Komentar Dede Butuh Sosok Ayah, Mantan Lesty: Skenario Allah

Polres Gresik Akan Bubarkan Paksa Bagi Pendukung Bapaslon Yang Nekat Datang Saat Pengambilan Nomor

“Dulu semester 4 sempat down gara-gara gagal transaksi alat cuttingnya. Saat pandemi ini muncul lagi keinginan untuk menekuni shadow box light,”sambung Yusuf kepada TribunJatim.com.

Saat pandemi sekarang ini, IAIN Tulungagung memang mengalihkan pembelajaran secara daring. Kondisi ini membuat Yusuf leih banyak waktu untuk berkreasi. Berbekal tutorial di Toutube, Yusuf mulai membuat shadow box light pada Juli 2020 dan menawarkannya lewat media sosial.

Tidak banyak referensi yang didapat Yusuf, karena seni ini masih sedikit yang menekuni. Dengan tekun Yusuf belajar cara membuat pola di atas keratas jasmine. Kemudian memotong setiap layer, dan menyusun ulang di dalam bingkai kayu.

“Termasuk mengatur lampu, jenis lampu apa yang dipilih dan sebagainya. Karena beda lampu akan membuat hasilnya juga berbeda,” tutur Yusuf kepada TribunJatim.com.

Buah kreativitasnya ternyata banyak dilirik pengguna media sosial. Yusuf pun mulai kebanjiran pesanan. Namun yang menjadi kendala baginya, karya ini tidak bisa dikerjakan masal.

Semua harus dikerjakan secara manual oleh Yusuf. Selain itu terkadang harga yang ditawarkan juga dianggap terlalu mahal. Padahal Yusuf mematok harga mulai Rp 200.000.

“Di luar harganya bisa jauh lebih mahal lo. Biasanya yang mau pesan memang mereka yang punya minat tinggi,” katanya.

Untuk ukuran 20x20 sentimeter dijual seharga Rp 200.000. Sedangkan ukuran 20x30 sentimeter dijual Rp 250.000. Biasanya Yusuf menanyakan ke calon konsumen, tema apa yang dipilih.

Dari tema itu Yusuf kemudian membuatkan desain. Jika sudah disetujui, Yusuf mengeksekusinya di kertas jasmine. Pemesan yang sudah terlayani berasal dari berbagai kota.

“Yang paling banyak dari Jawa Tengah sama Jawa Barat,” ungkapnya. (David Yohanes/Tribunjatim.com)

Berita Terkini